METROPOLITAN.id - Jelang Pemilihan Umum atau Pemilu 2024, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf melarang semua pihak membawa nama NU dalam ajang kampanye.
"Prinsipnya, apapun tindakan dukung mendukung dalam Pilpres mendatang ini tidak boleh membawa-bawa NU, apalagi pengurusnya. Misal, atas nama NU saya mendukung calon ini, calon itu. Tidak boleh," kata dia.
Ia mengatakan PBNU tidak melarang warganya untuk berpartisipasi untuk memberikan dukungan ke salah satu pasangan calon presiden.
"Kami tidak bisa menghalangi hak pribadi-pribadi untuk berpartisipasi, itu silakan. Tapi tidak boleh mengatasnamakan NU," ujar dia.
Baca Juga: Polresta Bogor Kota Cek Kendaraan hingga Peralatan Jelang Pemilu 2024
Terkait keputusan Yenny Wahid yang menyatakan dukungannya kepada pasangan calon presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024, Gus Yahya mengaku belum mengetahui posisi dukungan Yenny Wahid terhadap pasangan itu.
"Kalau memang posisinya resmi, misalnya jadi tim sukses, itu ada aturan-aturan. Tapi kalau cuma pribadi tidak jadi apa-apa, hanya sebagai rakyat, ya kita tidak bisa halangi toh," tuturnya.
Baca Juga: Diguyur Hujan Deras dan Angin Kencang, Area Parkiran Mako Damkar Yasmin Kota Bogor Longsor
Dalam kesempatan itu Gus Yahya menyampaikan apresiasinya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengundang makan bersama tiga calon presiden di istana.
"Saya apresiasi betul inisiatif dari Pak Presiden (Jokowi) melakukan itu. Ini untuk perlihatkan juga kepada rakyat bahwa ini adalah elit-elit pemimpin, seharusnya dengan begitu di antara mereka semua juga ada kesadaran bahwa apapun yang terjadi mereka terus kerja sama satu sama lain," tuturnya.
Oleh karena itu Gus Yahya juga mengajak masyarakat untuk menyambut pesta demokrasi dengan santai tanpa meributkan soal perbedaan pilihan politik.***