Minggu, 21 Desember 2025

Banyak Kesamaan, Mahfud MD dan Cak Imin Kutip Ayat Al Quran yang Sama Saat Debat Cawapres

- Minggu, 21 Januari 2024 | 23:01 WIB
Mahfud MD dan Cak Imin saat Debat Cawapres banyak kesamaannya. (YouTube KPU RI)
Mahfud MD dan Cak Imin saat Debat Cawapres banyak kesamaannya. (YouTube KPU RI)

METROPOLITAN.ID - Mahfud MD dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin memiliki banyak kesamaan saat debat cawapres Pemilu 2024, Minggu (21/1) malam.

Salah satunya Mahfud MD dan Cak Imin sama-sama mengutip potongan Al-Quran Surat Ar-rum: 41 tentang fenomena kerusakan di darat dan laut imbas perbuatan tangan manusia.

"Telah terjadi kerusakan di bumi karena tingkah laku manusia di darat dan laut, ditunjukkan oleh Allah agar manusia sadar bahwa mereka telah alam, yang seharusnya dikuasai bangsa," kata Mahfud MD

Baca Juga: Gelar KKM, Mahasiswa STIA Al-Aulia Programkan Pemeriksaan Mata Gratis

Mahfud pun menyinggung sumber daya alam Indonesia belum berdaulat. Masih banyak udara yang meracuni paru-paru rakyat, industrialisasi yang terjadi berimbas pada rusaknya alam dan membuat rakyat semakin menderita.

"Kemudian sumber daya alam jadi sumber sengketa rakyat dengan rakyat, pemerintah dan pemerintah," ujarnya.

Hal yang sama juga dilakukan Cak Imin. Saat sesi penutupan debat, Cak Imin juga mengutip ayat sama. Bedanya saat penyataan penutup, Mahfud MD sempat menyanyikan lagu Ebiet G Ade berjudul Berita Kepada Kawan.

Baca Juga: Cak Imin Singgung Soal Mahkamah Konstitusi Usai Disindir Gibran Rakabuming Soal Catatan

Terkait kerusakan lingkungan, Cak Imin menyebut hal tersebut karena banyaknya tambang-tambang ilegal.

Cak Imin mencatat berdasarkan data dari Kementerian ESDM ada 2.500 tambang ilegal.

"Yang legal saja tidak membawa kesejahteraan, apalagi yang legal. Ini hilirisasi ugal-ugalan yang merusak lingkungan," katanya.

Baca Juga: Gibran Rakabuming Janjikan 5 Juta Lapangan Kerja dari Sektor Green Jobs Saat Debat Cawapres, Ini Maksudnya!

Selain itu, Imin menyoroti dominasi tenaga asing dalam pertambangan di Indonesia. Sehingga ia menilai hilirisasi tambang tidak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat lokal.

"Contoh, Sulteng pertumbuhan ekonominya 13 persen, tinggi sekali tapi rakyatnya miskin tak menikmati hilirisasi, apa yang mau dilakukan sementara ilegal bertebaran," ucapnya. (*)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X