METROPOLITAN.ID - Gaya komunikasi calon presiden atau capres peserta Pemilu 2024 ternyata menjadi perhatian anak muda seperti generasi milenial maupun gen Z.
Pada jajak pendapat yang dilakukan Metropolitan.id, Radarbogor.id dan Pojoksatu.id, salah satu pertanyaan terkait kemampuan public speaking capres ditanyakan kepada 100 gen Z di Jawa Barat.
Hasilnya, 56 persen gen Z di Jawa Barat menganggap kemampuan public speaking seorang capres tidak penting. Sebab, menurut mereka lebih penting kerja daripada sekadar omongan saja.
Baca Juga: Review Sony Alpha 9 III, Kamera Mirrorless Full Frame Pertama Harga 90 Juta?
Sedangkan 44 persen anak muda di Jawa Barat menganggap penting seorang capres memiliki kemampuan public speaking.
Menurut Penanggungjawab Jajak Pendapat Rama Irawan, pertanyaan terkait public speaking ditanyakan kepada 100 responden gen Z di Jawa Barat karena sempat viral di media sosial dan jadi perhatian anak muda.
Di mana, salah satu capres dianggap memiliki kemampuan public speaking paling bagus di antara capres lainnya.
Baca Juga: Meta Mengumumkan Akan Memberikan Label Pada Konten Hasil AI di Facebook, Instagram Hingga Threads
"Mereka (gen Z, red) yang menonton debat capres melihat gaya capres saat menyampaikan gagasan. Hasilnya 56 persen dari mereka lebih suka capres yang kerja nyata dibanding yang ngomong-ngomong doang," ujarnya.
Sementara itu, gaya komunikasi capres ini sempat disorot Pengamat komunikasi politik Universitas Brawijaya (UB) Anang Sujoko sejak debat pertama Desember 2023 lalu.
Anang mengatakan, dalam debat calon presiden Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, terlihat memiliki gaya komunikasi yang lebih terkontrol, berbeda dengan Prabowo Subianto.
Baca Juga: Punya Baterai Hingga 28.000 mAh, Energizer P28K HP dengan Kapasitas Baterai Paling Besar
"Saya lebih menyoroti soal gaya komunikasi politik masing-masing calon pada situasi saat perdebatan itu ditampilkan," kata Anang.
Anang menjelaskan, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, mampu menyampaikan pendapat dengan pilihan-pilihan kata yang memiliki kepadatan. Namun, secara substansi, ada perbedaan antara kedua calon presiden tersebut.
