Senin, 22 Desember 2025

Figur Paslon dan Mesin Politik Harus Beriringan Raup Simpati Pemilih di Pilkada 2024

- Jumat, 11 Oktober 2024 | 18:42 WIB
Undang Suryatna yang merupakan pengamat politik dari Universitas Djuanda katakan figur pasangan calon adalah peserta Pilkada Kota Bogor.
Undang Suryatna yang merupakan pengamat politik dari Universitas Djuanda katakan figur pasangan calon adalah peserta Pilkada Kota Bogor.

 

METROPOLITAN.ID - Partai pengusung gemuk bukan jaminan akan memperoleh suara tinggi saat pemilihan kepala daerah (Pilkada) berlangsung 27 November 2024, nanti.

Pengamat Politik dari Universitas Djuanda Undang Suryatna mengatakan, bahwa figur pasangan calon (paslon) adalah peserta Pilkada Kota Bogor.

Oleh karena itu, pemilih akan melihat siapa figur yang diyakini bisa memimpin Kota Bogor lima tahun ke depan.

Baca Juga: Media Irak: Haram Keputusan Wasit Ahmed Al Kaf di Laga Timnas Indonesia vs Bahrain dalam Lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026

"yang menjadi peserta bukan lagi partai melainkan figur dari pasangan calon. Yang tampilkan kan orangnya, bukan parpolnya, " ungkap Undang Suryatna.

Menurut Undang Suryatna, bila partai pengusung bergerak pasif, maka sebagus apapun calon tidak akan sanggup menyaingi paslon lainnya yang punya figur sekaligus mesin partai solid. 

"Mesin partai dan figur calon ini harus berjalan beriringan. Tidak bisa berjalan sendiri. Si calon harus aktif di masyarakat, menaikan elektabilitasnya. Para relawan dan simpatisan tetap bergerak untuk meyakinkan masyarakat terhadap calon yang diusung "kata mantan Komisioner KPU Jabar.

Baca Juga: Curug Cikaso Sukabumi, Tawarkan Wisata Murah tapi Nggak Murahan

Lebih lanjut Undang menjelaskan bahwa di Pilkada Kota Bogor, paslon dengan partai pengusung sedikit tetap punya peluang besar meraup suara tinggi. Dengan catatan lanjut dia, Paslon tersebut harus meyakinkan masyarakat dengan turun kampanye ataupun sosialisasi.  

"Oleh karena itu jangan karena didukung partai banyak, sehingga paslon santai"ujar dia. 

Lebih lanjut Undang Suryatna menjelaskan, swing voter atau pemilih mengambang cukup potensial dalam mendongkrak suara.

Baca Juga: Selamat, Ajat R Jatnika Resmi Dilantik Jadi Sekda Kabupaten Bogor

"Karakteristik pemilih mengambang ini dia akan peka terhadap isu isu sosial yang bersentuhan langsung dengan mereka. Misal yang berkaitan dengan ekonomi kreatif, bagaimana mereka bisa dilibatkan. Kemudian soal masalah pekerjaan, jadi Paslon juga harus memonitor isu kekinian yang membutuhkan solusi,"tandasnya ****

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X