Kota Bogor ini tingkat rahasia cukup tinggi, mencapai 20 persen," kata peneliti Charta Politika Indonesia Ardha Ranadireksa.
Kendati begitu, menurutnya, secara umum hasil ini tidak jauh berbeda dengan hasil survei yang dilakukan lembaga lain di Kota Bogor.
Di mana, perolehan suaranya terdiri dari posisi pertama ditempati pasangan Dedie-Jenal, kemudian Atang-Annida, Sendi-Melli, Rayendra-Eka, dan Rena-Teddy.
"Kita prinsip dasarnya pilkada semua awalnya harus dikenal. Sudah dikenal, harus disukai. Kurang-lebih seperti itu prinsipnya," ujarnya.
"Untuk wilayah Kota Bogor, Charta Politika melakukan survei selalu nama Dedie paling dikenal, angkanya mencapai di atas 35 persen. Yang lainnya masih rendah," imbuhnya.
Tak hanya itu, beberapa pemilih juga ada yang masih kurang untuk mengenali kandidat lain. Sehingga, Dedie A Rachim menjadi pilihan utama dan disukai.
"Kita dalam beberapa kali survei penilaian terhadap kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, mungkin masyarakat puas dengan kerja Pemkot Bogor saat Dedie menjadi wakil wali kota," ungkapnya. (fal/c/mam/run)