METROPOLITAN.ID - Bakal calon anggota legislatif (bacaleg) PDI Perjuangan (PDIP) Aprilda Dasa Pratiwi punya cara dan strategi politik tersendiri untuk memenangkan suara dalam Pileg 2024 Kota Bogor mendatang.
dilakukan oleh bakal calon legislatif (bacaleg) dari PDI Perjuangan (PDIP), Aprilda Dasa Pratiwi.
Bacaleg PDIP Aprilda Dasa Pratiwi yang aktif dalam kegiatan sosial dan perempuan ini tengah bergerak "Menyapa Lima Ribu Pintu Rumah Warga" di wilayah daerah pemilihannya, di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.
Baca Juga: Peringati HUT ke 25, IJTI Bogor Raya Bebesih Sungai Cikaniki
Menurut Aprilda Dasa Pratiwi, menyapa warga jadi ajang interaksi menyerap keluhan dan keinginan masyarakat.
"Ini sudah berjalan sejak satu tahun terakhir. Silaturahmi, berinteraksi mendengar langsung curahan hati seorang ibu, perempuan pejuang rumah tangga yang ingin hidupnya lebih layak. Ya, banyak yang saya serap dari masyarakat saat turun ke wilayah, dan akan terus berlanjut hingga September mendatang," kata dia.
Aprilda Dasa Pratiwi menambahkan, selain menyerap aspirasi, yang terpenting dirinya juga menyosialisasikan kepada perempuan agar menjadi pemilih yang cerdas dalam setiap pesta politik.
Baca Juga: Kebut Bangun 100 Taman, Wali Kota Bekasi Sapa Warga Jatiasih Sembari Resmikan Dua Taman
Baik itu pilpres, pileg dan pilkada.
"Karena satu suara menentukan nasib dan kelangsungan selama lima tahun kedepan. Maka dari itu saya mengajak menjadi pemilih yang cerdas agar suara tidak sia-sia," kata Aprilda Dasa Pratiwi.
"Menyapa juga sebagai ajang sosialisasi program-program terkait hak-hak yang bisa didapat oleh masyarakat berpenghasilan rendah yang belum melek teknologi dan administrasi,diantaranya pendaftaran peserta baru BPJS PBI, pencetakan administrasi kependudukan," tambah dia.
Baca Juga: Singkirkan Thailand, Timnas Indonesia U23 Hadapi Vietnam di Final Piala AFF U23
Ia menjelaskan, pemerintah memang sudah mempermudah dengan digitalisasi administrasi dengan meluncurkan aplikasi berbasis smartphone, akan tetapi keterbatasan sumber daya manusia dan ketersediaan perangkat pendukung yang belum memadai juga menjadi hambatan bagi mereka yang belum menertibkan data kependudukannya.
