politik

Akademisi Ragukan Hasil Survei LS Vinus Soal Keterpilihan Paslon di Pilwalkot Bogor

Jumat, 13 September 2024 | 18:26 WIB
Hasil survei LS Vinus soal keterpilihan paslon di Pilwalkot Bogor diragukan. (Rifal/Metropolitan )
 
METROPOLITAN.ID - Peneliti dari Laboratorium Ilmu Politik Universitas Nasional, Asran Jalal, meragukan data hasil survei yang dirilis lembaga Studi Visi Nusantara (LS Vinus) terkait tingkat keterpilihan pasangan calon (paslon) Pemilihan Wali Kota atau Pilwalkot Bogor.
 
Menurut Asran, hasil survei LS Vinus perlu diuji lagi dan dikaji kembali ukuran persentasi kesamaannya dengan lembaga riset opini publik lain yang telah melakukan survei Pilwalkot Bogor.
 
"Harus ditelusuri sejauh mana pengalaman dan pemahaman para penelitinya. Apakah memang punya dasar pengetahuan sebagai peneliti politik atau ternyata tidak ada," ucap Asran menanggapi hasil survei LS Vinus soal keterpilihan paslon di Pilwalkot Bogor.
 
Baca Juga: DPRD Kota Bogor Minta Pemkot Konsisten Dampingi UMKM, Agar Bisa Naik Kelas
 
Asran juga menjelaskan, setiap lembaga survei opini memiliki metodologi penelitian dan kaidah pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga hasilnya memang ilmiah.
 
Selain itu pula, ujar Asran, setiap kinerja lembaga survei opini publik dalam penelitian politiknya pasti diawasi dari badan organisasi yang menaungi lembaga survei opini publik.
 
"Tinggal cek saja apakah lembaga Studi Visi Nusantara (LS Vinus) tersebut terdaftar dan aktif dalam Perhimpunan Survei Opini Publik (Persepi). Bila tidak terdaftar, perlu diragukan kapasitasnya," papar Asran kepada Metropolitan.id, Jumat (13/9/2024).
 
Baca Juga: Kantongi Restu Partai, Zenal Abidin Bakal Jadi Pimpinan DPRD Kota Bogor
 
Asran menuturkan, beda hal dengan laboratorium riset politik di universitas yang memang sudah jelas akreditasinya sebagai lembaga pendidikan sekaligus memegang prinsip akademik dalam kegiatannya.
 
Asran menyayangkan masih adanya ulah lembaga survei tidak tersertifikasi menyebarkan data opini publik dalam perhelatan pemilihan kepala daerah.
 
"Sangat banyak, terutama di daerah-daerah, bermunculan lembaga survei menjelang pilkada yang dipertanyakan kualitasnya. Bagi masyarakat yang paham memang sudah mengerti maksud lembaga survei abal-abal itu," ujar Asran, Jumat (13/9/2024).
 
Baca Juga: Tata Kawasan Wisata Puncak, Pemkab Bogor Integrasikan Budaya dan Lingkungan
 
Meski begitu, data hasil yang disampaikan lembaga survei abal-abal tersebut tetap punya daya tekan psikologis dan mempengaruhi opini masyarakat di daerah.
 
Sebelumnya, LS Vinus merilis hasil survei opini publik untuk Pilkada Kota Bogor. Dalam temuannya, LS Vinus mengungkap paslon Dedie A Rachim -Jenal Mutaqin berada di tingkat teratas dengan keterpilihan 44.38 persen.
 
Di urutan kedua ada Bapaslon Sendi Fardiansyah-Melli Darsa dengan 20,38 persen.
 
 
Kemudian di posisi ketiga ada Dokter Rayendra-Eka Maulana 17,75 persen, selanjutnya Bapaslon Atang Trisnanto-Annida Alivia 4,25 persen dan yang terakhir Rena Da Frina - Ahmad Teddy Risandi 3,25 persen.
 
"Bapaslon Dedie-Jenal sangat amat melejit dibandingkan dengan yang lainnya. Karena Dedie ada gen dari Golkar dan gen Gerindra. Maka sangat mungkin konsituen untuk memenangkan Dedie Rachim," kata Direktur Eksekutif LS Vinus, Yusfitriadi.
 
Hasil survei ini diragukan karena ketika ditelusuri, LS Vinus ternyata tidak terdaftar dan aktif dalam organisasi Persepi.
 
Baca Juga: Wonderful Puncak, Akhir Tahun Banyak Event Menarik di Rest Area Gunung Mas Puncak Bogor, Cek Jadwalnya di Sini!
 
Begitu pula tidak adanya portal informasi resmi sehingga tidak dapat ditemukan profil lengkap lembaga Studi Visi Nusantara. (*/rifal)

Tags

Terkini