METROPOLITAN.ID – Siapa sebenarnya anak dan istri Sudewo, Bupati Pati? Sosok Sudewo kini tengah menjadi sorotan nasional setelah kebijakan barunya yang kontroversial, menaikkan pajak daerah hingga 250 persen.
Kebijakan ini membuat geger warga Kabupaten Pati, bahkan memicu rencana aksi demonstrasi besar-besaran.
Kabar ini mencuat setelah viralnya unggahan di akun TikTok @chanlinaaa00 yang menampilkan pernyataan Sudewo kepada media.
Dalam video tersebut, ia menegaskan bahwa dirinya tidak akan mengubah kebijakan tersebut meskipun masyarakat menggelar aksi protes.
"Silakan lakukan. Jangan hanya 5.000 orang, 50.000 orang suruh mengerahkan, saya tidak akan gentar, saya tidak akan merubah keputusan," kata Sudewo.
Baca Juga: Warga Pati Geger Temuan Uang di Sungai, Terbungkus Plastik dan Mengalir di Air
Pernyataan keras Bupati Pati itu langsung memicu gelombang reaksi. Sejumlah aktivis dan elemen masyarakat pun menerima tantangan tersebut dan merencanakan demo besar-besaran pada 13-14 Agustus 2025, dengan target kehadiran 50.000 peserta.
Profil Keluarga Bupati Pati Sudewo
Di tengah kontroversi kebijakan pajak tersebut, perhatian publik juga mulai tertuju pada kehidupan pribadi Sudewo, khususnya siapa istri dan anak-anaknya.
Istri Bupati Pati ini dikenal sebagai seorang dokter. Ia juga aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan.
Saat ini, dr. Atik Kusdarwati menjabat sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pati periode 2025–2030. Posisi ini memperkuat citranya sebagai figur publik yang aktif di sektor kesehatan dan sosial.
Baca Juga: Mau Renovasi Stadion Pajajaran, Wali Kota Bogor Nyontek Stadion di Pati dan Kudus
Dari pernikahannya, Sudewo dan dr. Atik dikaruniai dua orang anak. Salah satu yang kini menjadi perhatian adalah Widya Baskoro Sudewo, yang dilaporkan telah lulus sebagai anggota kepolisian pada tahun 2025.
Kebijakan Pajak Naik 250 Persen di Pati
Kebijakan Bupati Sudewo yang menaikkan pajak daerah hingga 250 persen ini menimbulkan keresahan di berbagai lapisan masyarakat. Banyak warga dan pelaku usaha lokal merasa terbebani, terutama di tengah pemulihan ekonomi pasca-pandemi.