Meski masih setahun lebih berlangsung, geliat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak di Kabupaten Bogor ramai terasa. Yang paling mencuri perhatian adalah animo calon perseorangan yang bisa dibilang sangat tinggi. Saat ini saja delapan orang sudah mengambil formulir dukungan calon di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Bogor untuk bersiap maju pada Pemilihan Bupati (Pilbup) Bogor 2018 mendatang.
Ketua KPUD Kabupaten Bogor Haryanto Surbakti mengatakan, antusiasme calon perseorangan di Kabupaten Bogor sangat tinggi dibanding wilayah lain. Akan tetapi, jumlah itu masih terus berdinamika karena mereka masih harus mengikuti tahapan verifikasi sebelum benar-benar lolos dinyatakan sebagai bakal calon.
“Bisa saja di tengah jalan ada yang bergabung jadi satu. Ada yang tidak melanjutkan atau tidak memenuhi persyaratan. Ini kan mengurangi. Atau bisa juga semakin bertambah karena waktunya masih panjang,” kata Haryanto kepada Metropolitan, belum lama ini.
Sesuai jadwal, pembukaan pendaftaran resmi bakal calon baru akan dibuka sekitar Februari 2018. Saat ini ke-8 orang yang ingin maju perseorangan hanya mengambil formulir dukungan dari masyarakat sebagai syarat wajib yang harus dipenuhi. Dukungan yang telah terkumpul nantinya harus diserahkan ke KPUD sebelum jadwal pendaftaran calon dibuka.
“Jadi, salah satu persyaratannya itu dukungan dari masyarakat minimal 255. 731 lewat KTP dan diserahkan paling lambat November 2017 saat penyampaian daftar dukungan,” terangnya.
Setelah itu, KPUD akan memverifikasi daftar dukungan secara langsung. Jika memenuhi syarat, calon perseorangan boleh maju mendaftar sebagai bakal calon bersamaan dengan calon lain dari partai. “Kalau ada yang merasa sudah bisa melengkapi sekarang bisa langsung diserahkan, tinggal nanti diverifikasi. Yang tidak lolos tidak bisa mendaftar saat pendaftaran bakal calon,” ujarnya.
Sebelumnya, pengamat mewanti-wanti agar fenomena calon perorangan yang ramai ini bukan sekadar euforia (perasaan nyaman gembira yang berlebihan belaka, red). Semuanya harus bertanggung jawab dan mempunyai bobot atau kompetensi yang baik.
“Makanya perlu kita telusuri rekam jejaknya. Untuk maju sebagai calon perorangan kan tidak mudah, ada minimal dukungan dan syarat lainnya. Jangan sampai banyaknya calon yang mendaftar perorangan ini hanya karena sedang ramai muncul calon perorangan,” kata pengamat politik dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Sofyan Sjaf.
(fin/c/yok/py)