Senin, 22 Desember 2025

YSK Dirikan Pesantren HAM Darul Adli

- Senin, 17 April 2017 | 12:48 WIB

METROPOLITAN – Yayasan Satu Keadi­lan (YSK) Sabtu (15/04) kemarin mendirikan Pesantran Hak Asasi Manusia (HAM) Darul Adli di Joglo Keadilan, Jalan Raya Parakan Salak No 1, RT 01/07 Desa Kemang, Kabu­paten Bogor. Pendirian pesantren ini be­kerja sama dengan PC Nahdlatul Ulama (NU) Kota Bogor. Selain mengajarkan ilmu keagamaan, para santri nantinya juga didi­dik mempelajari ilmu hukum berbasis Pan­casila dan UUD 1945, serta mendalami tentang kebangsaan, kemanusiaan dan terkait rasisme.

Ketua YSK Sugeng Teguh Santoso meng­takan, Pesantren HAM ini merupa­kan konsep baru. Karena se­belumnya hanya ada pesantren modern dan pesantren sains. Su­geng pun berharap, pesantren ini dapat melahirkan para santri yang berwawasan ke­bangsaan dan berwa­wasan kemanusiaan berbasis HAM. Mereka yang lahir dari Pe­santren Darul Adli pula akan men­jadi tokoh besar nantinya. Untuk mengenyam pendidikan tersebut, sambung Sugeng, membutuhkan waktu selama tujuh tahun. “Jadi tiga tahun setingkat SMA/SMK dan empat tahun santri akan setara dengan perguruan tinggi, dengan basis hukum. Ada ijazah dan gelar pula,” ujar Sugeng kepada Metropolitan.

Alasan pendirian sekolah tersebut yakni lantaran berkembangnya satu aliran agama dan basis agama yang mengusung nilai–ni­lai radikalisme. Bahkan kini mereka sudah menyebarkan pahamnya secara terbuka. Contohnya fenomena Pilkada Jakarta. Namun begitu, sambung Sugeng, ia tidak dapat menyalahkan masyarakat yang ikut dalam aksi radikalisme tersebut. “Tapi kita harus pikirkan bagaimana memenangkan masy­arakat itu kembali dengan konsep yang moderasi, menghargai perbedaan dan se­suai dengan konsep Islam yang diusung dan diperjuangkan NU,” katanya.

Sebab konsep tersebut sesuai dengan visi-misi YSK. Yaitu tidak membeda–bedakan ras, maupun agama. “Inilah pesantren yang kami promosikan saat ini dan inilah yang dibutuhkan Indonesia saat ini. Karena, dengan munculnya gerakan radikalisme, tidak adanya kesepaha­man dengan prinsip negara dan Pancasila,” ujarnya lagi.

Acara soft launching itu pun dibarengi dengan serangkaian kegiatan pembukaan Pendidi­kan Khusus Profesi Advokat (PKPA) angka­tan ketiga. Saat ini sudah terdaftar seba­nyak 17 orang pada angkatan tersebut. Di antaranya dari wilayah Riau, Lampung, Bogor, Jakarta dan Poso. Selain itu, acara tersebut juga diisi pembicara dari Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid dan dimeriahkan dengan Marjinal Band.

(yos/b/ram/dit)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X