Senin, 22 Desember 2025

NGGAK DUKUNG BIMA, KETUM PAN SINDIR GERINDRA DAN PKS

- Kamis, 18 Januari 2018 | 09:06 WIB

-

METROPOLITAN - Keputusan Partai Gerindra dan PKS yang berseberangan dengan Partai Amanat Nasional (PAN) di pilwalkot Bogor 2018, mendapat sindiran dari Ketua Umum (Ketum) PAN Zulkifli Hasan. Sindiran itu disampaikan pria yang juga Ketua MPR tersebut saat memberi sambutan dalam Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) PAN Jawa Barat yang berlangsung di Puri Begawan, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, kemarin.

Mantan Menteri Kehutanan periode 2009 ini sangat menyayangkan sikap Partai Gerindra dan PKS yang tidak mendukung pencalonan kadernya di pilwalkot Bogor 2018, yaitu Bima Arya-Dedie A Rachim. Namun, Zulkifli tetap memaafkan walaupun kedua partai ini berseberangan atau berbeda dengan konstelasi di pilgub Jabar 2018. “Sayang saja Gerindra dan PKS tidak mendukung. Sayang, untuk kebaikan tidak didukung. Tetapi yang jelas kita maafkan, karena kita orang baik yang selalu memaafkan,” kata Zulkifli diselingi gelak tawa kadernya.

Zulkifli menjelaskan, Bima Arya merupakan pribadi yang lurus, terdidik, nyentrik serta nyunda. Dia ingin melakukan perubahan tidak dengan cara-cara brutal, apalagi menghargai seseorang hanya dengan sembako. Bahkan yang dipilih menjadi wakilnya pun dari orang KPK dan itu tidak main-main. Sehingga, langkah politik yang diambil Bima benar dan harus diperjuangkan. “Makanya awas dan kita harus kerja keras. Tidak ada pilihan lain kecuali Bima Arya terpilih lagi menjadi wali kota Bogor,” ucapnya.

Zulkifli juga kembali mengingatkan, memenangkan pasangan Bima-Dedie adalah tugas mulia. Sehingga, ia memerintahkan para kader untuk bekerja keras memenangkan pasangan yang memiliki slogan Badra ini. “Diperintah tidak diperintah, disuruh tidak disuruh, ada uang atau tidak ada uang, saya minta saudara harus bekerja untuk Bima-Dedie. Ini tugas yang mulia dan wajib hukumnya memenangkan mereka,” ujarnya.

Sementara Sekjen Eddy Soeparno meyakini bahwa DPP PAN akan memberi perhatian khusus untuk pemenangan di pilwalkot Bogor 2018. Dengan cara menurunkan juru kampanye andalan yang dimiliki PAN. Di antaranya Pimpinan DPP, anggota Fraksi di DPR yang memiliki ketokohan di masyarakat seperti Desy Ratnasari, Primus Yustisio, Eko Patrio, Anang Hermansyah hingga Wakil Wali Kota Kupang Sigit Purnomo Said atau Pasha 'Ungu' yang merupakan penduduk Bogor. “Jadi kita akan bekerja penuh untuk pemenangan Bima di pilwalkot Bogor. Itu langsung di bawah kendali DPP PAN,” kata Eddy.

Eddy juga menjelaskan bahwa memenangkan pilwalkot Bogor sangat penting bagi DPP PAN. Sebab, Kota Bogor memiliki cakupan wilayah yang sangat strategi lantaran berbatasan dengan DKI Jakarta. Sehingga jika PAN menang atau mempunyai pimpinan eksekutif di Kota Bogor, merupakan suatu hal yang luar biasa. “Jadi menurut saya itu salah satu strategi pemenangan PAN juga, bahwa kita harus menang di Kota Bogor. Ditambah saya pribadi mempunyai misi khusus, karena Kota Bogor adalah Dapil saya nanti di pileg 2019. Sehingga, pemenangan Bima Arya bagi pribadi saya amat sangat penting,” tutupnya.

(rez/b/ram/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X