Mengawali dari Jembatan Merah, pendamping Dadang Iskandar Danubrata itu menaiki angkot jurusan 02 Sukasari-Bubulak. Didalam angkot, Sugeng menyerap aspirasi dari sopir dan penumpang. Hingga akhirnya STS turun di depan Pasar Gunung Batu, Kecamatan Bogor Barat. “Jadi yang krusial itu terkait pendapatan mereka (sopir) yang rendah. Mereka mengatakan mendapatkan kelebihan pendapatan perhari hanya Rp50 ribu dan saya tanyakan kepada para sopir yang lain pun itu sama,” kata Sugeng.
Lalu, sambung Sugeng, dapat dibayangkan jika pendapatan yang dihasilkan hanya Rp50 ribu perhari, itu untuk mencukupi kebutuhan satu keluarga, yang mana rata-rata ada empat orang jiwa, tentu tidak akan mencukupi. Sehingga, persoalan ini harus diperhatikan bagaimana pemerintah dapat memberikan kesejahteraan ke mereka. “Oleh karena itu kami menggagas pengembangan kesejahteraan yang berbasis di tingkat RT dan RW, program satu tahun Rp50 juta dan proyek infrakstruktur lingkungan yang dikerjakan RT atau RW,” ucap dia.
Sugeng juga menjelaskan, blusukan menggunakan angkot ini dilakukan untuk merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat sehari-hari. Baik itu dari kepanasan, kehujanan hingga kemacetan yang terjadi di jalanan. “Sebenarnya saya sering menggunakan angkot, karena saya tidak membawa mobil pribadi, bahkan saya kadang-kadang naik ojek. Sebagai calon pemimpin tentu saya harus merasakan apa yang dirasakan masyarakat. Intinya harus tahu problematika di lapangan,” jelasnya.
Dalam masa kampanye ini Sugeng melakukan blusukan di dua titik tempat berbeda yang ada di Kecamatan Bogor Barat. Yakni, ke Pasar Gunungbatu dan Terminal Bubulak. “Khusus untuk pasar, pedagang mengeluhkan penurunan pengunjung atau penurunan daya beli masyarakat dan mereka meminta untuk meramaikan pasar tradisional. Sehingga solusi yang kami berikan adalah dengan melakukan evaluasi kebijakan terhadap minimarket dan pasar modern, sesuai dengan kebijakan yang diusung oleh kami yaitu mengusung jargon kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
(rez/b/els)