METROPOLITAN - Tim pemenangan Prabowo-Sandi berencana pindah markas ke Jawa Tengah. Perolehan suara pada pemilihan gubernur Jawa Tengah 2018 pun menjadi bekal untuk mendulang suara dengan lokasi posko pemenangan yang baru.
JURU Bicara Badan Pemenangan Prabowo-Sandi Jateng, Sriyanto Saputro, mengatakan bahwa lokasi pasti markas baru atau posko pemenangan tersebut belum bisa disampaikan karena yang menentukan adalah tim di Jakarta. Namun ia menegaskan di mana pun lokasinya, tim pemenangan Prabowo di Jateng akan siap. ”Lokasi yang menentukan pusat. Di mana pun tim Jateng siap,” kata Sriyanto.
Terkait target perolehan suara calon presiden nomor urut 02 itu, Sriyanto menegaskan dengan markas baru akan bisa memperoleh banyak suara. Sriyanto tidak menyebutkan angka, hanya intinya bisa memperoleh suara lebih besar dari pilgub Jateng yang kala itu mendapat 41,23 persen dengan calon Sudirman Said-Ida Fauziyah.
”Soal target, yang pasti Jateng medan menantang dan berharap hasilnya lebih baik dari pilgub 2018. Kalau target yang penting menang, 50 persen + 1,” tegasnya. Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) DIY Dharma Setiawan menambahkan, pusat pertempuran dibangun atas pertimbangan atau kalkulasi politik.
Setiawan mengaku pihaknya menyadari bahwa wilayah Jawa Tengah dan DIY merupakan basis massa PDIP atau Kandang Banteng. Meski demikian, Setiawan mengklaim gap perkiraan perolehan suara antara paslon nomor urut 01 dengan paslon nomor urut 02 terus menipis. Dia juga membantah ada kepanikan di balik keputusan pendirian pos pertempuran ini.
”Jadi yang panik pihak kita atau pihak mereka? Jadi kami bukan panik, tapi kan tadi saya sudah bilang kecenderungan gap-nya makin hari makin kecil. Itu survei dari pihak sana (pihak luar) lho ya,” ungkapnya. ”(Pos pertempuran di Solo, red) bukan posko kedua, kalau pos Badan Pemenangan ya tetap di Jakarta, ketuanya Pak Djoko Santoso.
Nah untuk pos pertempuran itu (di Solo) ketuanya Pak Djoko Santoso juga,” pungkasnya. (dtk/els/run)