METROPOLITAN - Calon wakil presiden Ma’ruf Amin mengapresiasi program kerakyatan yang diusung Arus Baru Indonesia (Arbi). Program Rombong yang digagas Arbi ini bentuk keberpihakan terhadap rakyat kecil. Rombong adalah sejenis gerobak yang isinya barang-barang kebutuhan pokok. Di antaranya ada mi instan, gula, kopi, teh, ciki, beras dan lain sebagainya. Program ini juga diperun­tukkan guna masyarakat menengah ke bawah yang ingin menjadi pengu­saha. Pada tahap awal, ada 5.000 rom­bong yang didistribusikan ketiga pro­vinsi meliputi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta. ”Saya senang program Rombong yang diluncurkan Arbi sebagai bagian kerja nyata memutus rantai kemiskinan. Juga mewujudkan Sila kelima Panca­sila,” katanya saat memberi sambutan di pelantikan pengurus cabang Arbi kabupaten/kota se-Jawa Barat di Mu­saadatul Ummah Al Masoem Dangdeur, Rancaekek, Kabupaten Bandung, ke­marin. Ma’ruf menyatakan, jurang antara si kaya dan miskin harus diputus dengan memperbanyak program keumatan yang berpihak kepada rakyat kecil. Rombong ini adalah gerakan konkret dan jelas yang langsung dirasakan masyarakat. Selain itu, merupakan bagian dari Arus baru untuk pember­dayaan ekonomi umat. Menurutnya, arus baru merupakan antitesa arus lama yang hanya melahirkan konglo­merat baru. Namun, luput dalam melahirkan ekonomi kerakyatan. Sekarang harus dibalik, sambungnya, ekonomi menengah ke bawah diper­kuat supaya distribusi kekayaan me­rata. Tentunya tanpa menghilangkan peranan pelaku ekonomi yang sudah besar. Menurut cawapres nomor urut 01 itu, Arbi mengkolaborasi sinergi ekonomi yang kuat tetap kuat, lemah menjadi kuat. Sektor pertanian, kel­autan, peternakan, ke depannya juga harus mulai digarap Arbi. ”Ini yang harus diwujudkan Arbi. Apalagi struk­tur kepengurusannya sudah terbentuk hingga tingkat kabupaten/kota. Nan­ti harus sampai tingkat desa dan ke­lurahan,” tuturnya. Ketua Umum Arbi Lukmanul Hakim mengatakan, program Rombong tidak dilepaskan dari ide-ide yang digagas Ma’ruf Amin. Terutama dalam me­realisasikan program ekonomi keu­matan. Terwujudnya program ini bagian dari kerja nyata, bukan sekadar retorika semata. Ke depan, tuturnya, gerakan ini harus terus berjalan agar kesejahteraan masyarakat bisa dira­sakan manfaatnya. ”Saya ingin program ini terus dikawal. Keterlibatan masyarakat sangat pen­ting agar terwujud pemerataan eko­nomi yang adil dan sejahtera,” katanya. (lip/els/run)