METROPOLITAN – Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Bogor Tengah memanggil calon anggota legislatif (caleg) DPR RI dari PDI Perjuangan, Diah Pitaloka, terkait dugaan pelanggaran kampanye di acara Bogor Street Festifal Cap Go Meh (BSF CGM). Panwascam menyebut pendirian posko dan pemasangan spanduk di Jalan Suryakencana itu tak memiliki izin. DIAH dimintai keterangan bersama Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bogor Dadang Iskandar Danubrata di kantor Panwascam Bogor Tengah, Sabtu (23/2). Pantauan Metropolitan, Diah juga ditemani empat staf pribadinya. Setibanya di kantor Panwascam Bogor Tengah sekitar pukul 16:20 WIB, Diah langsung digarap selama hampir dua jam. Komisioner Panwascam Bogor Tengah Andry Simorangkir mengatakan, pemanggilan itu merupakan kelanjutan hasil temuan pihaknya saat gelaran CGM 2019. Kala itu, satu buah stan milik Diah Pitaloka berikut sejumlah Alat Peraga Kampanye (APK) miliknya berdiri tegak di dekat pintu masuk Hotel 101 Suryakencana. “Ada bendera dan banner calon dengan ukuran 3x1 di stan itu, tepat di jalur BSF 2019,” kata Andry kepada Metropolitan. Menurutnya, keberadaan APK di lokasi tersebut sudah menyalahi aturan. Musababnya, BSF merupakan gelaran seni budaya sekaligus pesta rakyat yang tidak boleh digunakan sebagai lokasi kampanye oleh siapa pun. Tak hanya itu, Andry menyebut stan milik Diah tidak mengantongi izin dari Panitia CGM. “Izin ke panitia tidak ada, pemberitahuan kepada pihak Panwascam juga tidak ada,” terangnya. Andry melanjutkan, keterangan yang diberikan Diah akan dikaji terlebih dulu oleh Panwascam. Setelah itu, Panwascam akan menindaklanjutinya dengan rapat pleno yang rencananya akan dilakukan hari ini, Senin (25/2). Rapat pleno itu akan memutuskan apakah dugaan pelanggaran Diah memenuhi unsur atau tidak. “Saat ini semuanya sedang kami dalami. Senin nanti akan kita plenokan untuk kemudian hasilnya kami serahkan ke Bawaslu Kota Bogor,” ujar Andry. Sementara itu, caleg PDI Perjuangan Diah Pitaloka mengaku tidak tahumenahu soal APK yang dipasang di stan miliknya pada perayaan CGM lalu. Diah mengatakan, awalnya sejumlah komunitas budaya meminta APK miliknya. “Tadi saya sempat ditanya soal melakukan kampanye atau tidak, tahu aturannya atau tidak. Pokoknya soal itu. Jadi awalnya itu APK saya diminta komunitas budaya, saya juga tidak tahu kalau APK saya dipasang di stan itu,” aku Diah. Disinggung soal keterlibatan tim sukses dan simpatisan dalam peristiwa itu, Diah membantahnya. Dirinya keukeuh yang meminta APK miliknya berasal dari komunitas budaya yang mengajukan sebuah banner bertuliskan selamat atas terselenggaranya BSF 2019. “Awalnya mereka itu minta banner ucapan Cap Go Meh karena melihat banyak banner ucapan. Tidak ada niatan sama sekali untuk kampanye, hanya ingin ikut memeriahkan ajang budaya. Itu saja, tidak lebih,” kilahnya. Saat acara berlangsung, Diah juga mengaku sempat hadir. Namun ia menolak kehadirannya sebagai caleg tapi sebagai warga biasa. “Intinya adanya banner itu hanya sebatas pengucapan dan bentuk apresiasi saya saja atas gelaran budaya ini. Mungkin karena semangat mereka yang menggebu, akhirnya banner ucapan dari saya dipasang di stan itu. Saya juga sempat hadir kok di acara itu, saya juga sempat kaget kok banner saya dipasang di situ,” kata Diah. Di tempat yang sama, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bogor Dadang Iskandar Danubrata mengaku pemanggilan dirinya hanya sebatas memberi keterangan sacara umum terkait stan dan APK milik Diah yang terpasang di area CGM. Ia pun menyerahkan sepenuhnya masalah tersebut kepada Diah lantaran dalam kejadian itu bukan dari unsur partai. “Kalau soal itu silakan koordinasi dengan Diah, soalnya mereka juga tidak ada koordinasinya dengan kami. Itu juga bukan orang dari unsur partai, melainkan inisiatif dari sejumlah simpatisan ibu,” ungkap Dadang. Bagi Dadang, keberadaan stan milik Diah di lokasi CGM murni inisiatif sejumlah simpatisan dan tim suksesnya. Dadang menegaskan pihaknya juga mengaku sama sekali tidak mengetahui adanya kejadian tersebut. “Kalau kata Diah, dirinya juga tidak tahu kalau di situ sempat ada tenda dan atribut lainnya. Mereka itu adalah simpatisan ibu, tim sukses ibu. Mereka juga di luar instruksi partai melakukan hal itu. Tapi ada juga sih beberapa senior partai. Katanya mereka hanya ingin ikut merayakan kemeriahan CGM saja,” tandasnya. (ogi/fin/c/els/run)