METROPOLITAN – Sejumlah tokoh agama meminta masyarakat tidak terlibat aksiaksi inkonstitusional pada pengumuman hasil pemilu itu. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) KH Said Aqil Siroj mengimbau warga NU tidak ikut datang ke Jakarta. Dia meminta nahdliyin lebih fokus menghidupkan kegiatan Ramadan dengan beribadah. Kiai Said mengatakan, umat Islam, khususnya warga NU, harus menyikapi pengumuman pemenang pemilu dengan sikap dewasa, tenang, besar hati, dan lapang dada. “Apa pun hasilnya dan siapa pun yang menang harus kita terima,” tuturnya.
Said mengungkapkan, pada momen kritis seperti saat ini, sangat penting menunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang berbudaya, dewasa, dan beradab. Jangan sampai terjadi gerakan dan tindakan inkonstitusional. “Kita disorot dunia internasional. Kita mayoritas beragama Islam. Tunjukkan bahwa kita mengerti dan sadar caranya berdemokrasi, memahami cara bernegara,” tegasnya.
Sistem demokrasi yang dianut Indonesia, ujar Said, sudah sesuai dengan prinsip ahlussunnah wal jamaah dan mazhab mayoritas muslim di Indonesia. Dia pun menyerukan agar masyarakat mencintai dan menyayangi bangsanya sendiri. Jangan sampai pilpres membuat bangsa menjadi pecah. “Jangan sampai jadi chaos. Nauzubillah, apalagi sampai perang saudara,” ingatnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti menyatakan, aksi menyampaikan pendapat secara lisan maupun tulisan adalah hak warga negara yang dijamin UUD. “Sepanjang dilaksanakan sesuai dengan undangundang (UU), aksi massa merupakan wujud partisipasi publik dalam demokrasi yang harus dihormati,” ucapnya. Mu’ti juga berpesan kepada partai politik, para calon anggota legislatif, dan calon presidenwakil presiden beserta para pendukungnya agar dapat berjiwa besar, legawa, arif, dan bijaksana menerima hasil pemilu. (jp/els)