METROPOLITAN - Konflik internal Partai Beringin Karya (Berkarya) tak kunjung usai, justru semakin ruwet. Belakangan, ada wacana menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk bongkar-pasang kepengurusan. Padahal, pendaftaran peserta Pemilu 2024 sebentar lagi ditutup. Sekretaris Jenderal (Sekjen), Badarudin Andi Picunang, menyarankan kepada pihak yang bertikai menyelesaikannya setelah partai ini lolos menjadi kontestan Pemilu 2024. Jika tidak bisa, pria yang akrab disapa Badar ini mengimbau mereka yang ingin berjuang di pesta demokrasi untuk pindah partai. “Kepada pimpinan pusat hingga daerah, sebagai pemilik sah partai ini, utamanya yang terzalimi, untuk bisa menyelamatkan diri dan kelompoknya dengan mengambil sikap politik pindah atau bedol desa ke partai yang lebih baik,” ujar Badar, kemarin. Mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini menegaskan, momentum Pemilu 2024 jangan dilewatkan. Kendaraan politik bukan Partai Berkarya saja. Banyak partai bisa menjadi pilihan. Mulai dari partai di Senayan, nonparlemen hingga partai baru siap menanti para pejuang Berkarya. Badar juga menyarankan kader Berkarya yang hendak pindah partai tetap menjaga marwah dan nama baik partai barunya kelak. Sang sekjen pun tanpa ragu meminta maaf atas kekisruhan internal yang terkesan tiada berujung ini. Kelakarnya, di dunia politik tidak ada kawan dan lawan yang abadi. Adanya, kepentingan abadi. Soal keruwetan kepengurusan, Badar menyarankan untuk membuat Munas Bersama setelah partainya dinyatakan lolos verifikasi faktual oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Masalahnya, Partai Berkarya belum juga mendaftarkan diri. Sedangkan pendaftaran tutup pada 14 Agustus 2022. Di Munas Bersama nanti, sambung dia, bisa dilibatkan seluruh elite berseteru. Yakni, pihak Symasu Djalal, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto dan Neneng A. Tuty. Ia menyarankan urusan ‘dapur’ ini diselesaikan secara internal. Pemerintah dipastikan tidak akan ikut campur. Menurutnya, dinamika internal Beringin telah menjadi bola liar bertajuk Munaslub. Diceritakan, sejumlah pimpinan DPW Provinsi bahkan diganti karena alasan masuk ‘Kelompok Sekjen’. Padahal, Badar memastikan tidak pernah membuat istilah kelompok tersebut. Semuanya dianggap kader. Belum lagi, tambah dia, Sekretariat DPP yang sah tidak difungsikan untuk persiapan verifikasi saat ini. Persiapan verifikasi hanya dikuasai kelompok tertentu dan dilakukan di luar kantor resmi tanpa melibatkan sekjen. Pengambilan keputusan dilakukan sepihak dan banyak melanggar AD/ART. “Sungguh pertontonan yang luar biasa dan berdampak Partai Berkarya terancam tidak ikut verifikasi 2022 dan Pemilu 2024. Elite pengurus pusat tidak memikirkan kebesaran partai dan hanya memikirkan kekuasaan pribadi,” tambahnya. (rm/feb/py)