METROPOLITAN - Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) mengklaim fokus menuntaskan pembahasan program kerja koalisi yang terangkum dalam Program Akselerasi Transformasi Ekonomi Nasional (PATEN). Koalisi yang beranggotakan Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu lebih memilih pendekatan program dibanding pendekatan nama capres. Pendekatan KIB dinilai akan membawa Indonesia dalam era baru pemilihan umum yang lebih sehat. Terutama dengan hadirnya calon-calon pemimpin yang memiliki visi dan misi ketimbang menjual persona semata. ”Golkar komitmen mendukung gagasan PATEN,” jelas Melkiades, Selasa (15/11). Menurut Melkiades, partainya telah membahas komitmen itu dalam kegiatan resmi partai. Bahkan, seluruh kader Golkar dari pusat hingga daerah telah menyepakati itu. ”Sudah dibahas bersama dalam pertemuan DPP Partai Golkar, DPD Partai Golkar I dan DPD Partai Golkar II se-Indonesia. Juga, Fraksi Partai Golkar DPR, Partai Golkar DPRD Provinsi dan Partai Golkar DPRD II se-Indonesia,” tegasnya. Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto, mengungkapkan, KIB mengetengahkan PATEN sebagai visi misi KIB. Program PATEN menjadi andalan tiga parpol untuk menyukseskan tiga kunci kesejahteraan nasional, yakni sehat manusianya, sehat ekonominya dan sehat buminya. ”Sampai hari ini belum ada parpol di luar KIB yang menawarkan program ke depan. Tidak Ada. Bahkan yang sudah melakukan pengumuman (capres) juga belum menyampaikan apa-apa,” ujar Airlangga dalam Temu Koordinasi Nasional KIB di Makassar, Minggu (6/11). Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Fadli Ramadhanil, mengatakan, pemilih zaman sekarang akan melihat sosok yang punya ide dan siap mengeksekusi ide tersebut. “Pemilih yang tahu, kemudian jalannya proses kontestasi akan mulai berpikir ide apa yang kita butuhkan untuk menyelesaikan persoalan bangsa dan siapa yang punya ide serta akan kita uji,” kata Fadli, Selasa (15/11). Menurutnya, partai politik maupun koalisi mengusung pasangan calon terlebih dulu, baru gagasan. Namun, langkah KIB ini dimaklumi sebagai bentuk kerja sama mengumpulkan suara untuk mencapai ambang batas presidential threshold (PT). KIB memiliki ‘tiket emas’ untuk membawa paslon mereka. Namun, apa pun cara yang dilakukan parpol atau koalisi, menentukan capres atau gagasan dahulu. Semua harus berdasarkan aspirasi rakyat. “Semestinya dalam situasi sekarang harus berpikir bahwa pemilih semakin paham dan tahu persoalan yang dihadapi bangsa. Mereka pun mulai berpikir akan melakukan apa,” ujar Fadli. (rm/feb/py)