prahara

Jodohku Bukan Dia yang Kucinta (2)

Sabtu, 7 Januari 2017 | 11:01 WIB

Suatu hari aku dikenalkan oleh temanku pada seorang cowok bernama Yoga. Entah kenapa pertama melihatnya hatiku langsung tertarik, tapi nggak mungkin juga aku duluan mengungkap­kan rasa itu. Hampir tiap hari kami bertemu. Meskipun belum resmi pacaran, karena kehadiran Yoga diriku sudah mulai melupakan kenangan buruk pernah terjadi. Hatiku sangat berharap suatu ketika Yoga mengung­kap perasaannya padaku, tapi tidak tahu kapan akan terjadi.

Keinginanku pun terwujud, Dua minggu kemudian Yoga mengungkapkan perasaannya padaku. Pucuk dicinta ulam tiba. Dengan senang hati akupun mene­rima cintanya, karena memang itulah ha­rapan hati ku. Kami menjalani hari-hari dengan penuh kebahagiaan. “Tidak ada lagi yang kupikirkan saat ini selain kerja dan kamu Vit” kata-kata bijak tersebut seringkali diucapkan Yoga padaku

Tiga bulan menjalin hubungan deng­anku, Yoga mulai menunjukkan keseriusan­nya. Dia memperkenalkanku pada kedua orang tuanya. Yoga juga ingin menemui kedua orang tuaku untuk melamar. Tapi diriku belum bisa memastikan kapan wak­tunya karena papa belum pulang dari Medan. Tapi mama sudah aku kasih tahu tentang hubunganku dengan Yoga bahwa kami akan segera menikah.

Mamaku sebenarnya masih ragu pada keputusanku untuk menikah karena sudah sering kali merencanakan hal begini sebe­lumnya, tapi selalu gagal! Aku berharap kali ini rencana pernikahanku tidak gagal lagi karena hatiku begitu mencintai Yoga, begitupun Yoga. Dia juga sangat mencin­taiku. Aku berjanji tak akan membuka ha­tiku untuk orang lain. Karena hanya Yoga ada dalam pikiran juga perasaanku saat ini. Akupun juga sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk pernikahan kami nanti, mulai dari tempat tidur, gaun peng­antin semuanya sudah ku pesan.

Yoga segalanya dan takkan pernah ter­gantikan. Kata-kata itu sering kali ku ucap­kan pada teman-temanku. Namun anehnya, kenapa temanku malah mengejek? Teru­tama Siska. Sudahlah! Aku tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Toh, yang penting kami saling mencintai. Suatu hari, ketika pulang kerja, aku kaget melihat mantan pacar berdiri di depan kosku. Aku tidak mempedulikannya. Tapi ketika hendak masuk ke kos dia menahan lalu meminta maaf padaku. Dia menyesali semua yang telah dilakukannya padaku “nggak ada yang perlu disesali, semua sudah berlalu, jadi biarlah berlalu! Aku sudah memaafkan abang, tapi untuk kembali aku nggak bisa! Bentar lagi aku akan menikah bang” ucap­ku sambil meninggalkannya.

Tags

Terkini

Nenek Sakit, Suami nggak Kerja, Anakku Lahir Prematur

Kamis, 23 Februari 2023 | 19:00 WIB

Suami Lebih Mementingkan Keluarganya, Aku Harus Gimana?

Selasa, 21 Februari 2023 | 19:00 WIB

Ibuku tak Pernah Akur dengan Suami dan Anak-Anak 3

Kamis, 16 Februari 2023 | 19:00 WIB