prahara

Kujalani Cinta Segitiga Ini meski Sesaat (5)

Selasa, 17 Januari 2017 | 09:12 WIB

 Hatiku berontak. Kenyataan ini benar-benar membuatku terhempas dalam jurang tak berdasar. Rasa iri, cemburu, marah, sekaligus kesal bercam­pur jadi satu. Hatiku iri pada Pipit karena telah merampas seluruh cinta Danar hingga tiada tersisa lagi untukku.

 CEMBURU padanya karena telah merampas seluruh perhatian Danar hingga tiada tersisa lagi untukku. Hatiku marah karena melihat Danar sangat tersiksa akibat perasaannya memikirkan Pipit, bahkan seluruh waktunya dipakai hura-hura untuk mencoba menghilangkan perasaannya pada Pipit. Danar jadi begitu dingin. Kini terlihat jelas bahwa dirinya hanya membutuhkan seorang pembantu pribadi untuk mengurus anak sekaligus menjadi teman tidurnya. Danar sangat jarang menyentuhku. Bahkan saat kucoba memeluknya bersikap mesra, dengan tegas dirinya menolak.

Aku menangis. Hatiku menangis. Kadang diam-diam di sudut kamarku atau dalam keremangan lampu dinding ruang tamu, didapur sepi, diriku menangis. Menangis kenapa terlalu mudah menyerah pada cintaku. Mengapa terlalu bodoh untuk menyadari bahwa diriiku tak lebih dari pelariannya. Mungkin dirinya hanya ingin membuktikan pada Pipit kalau dirinya bisa menikahi wanita muda masih perawan sepertiku.

Apakah salah dengan cinta ini? Ataukah diriku terlalu bodoh menyadari bahwa diriku hanya tempat pelampiasan kemarahan Danar terhadap mantan istrinya. Hati siapa tidak menangis juga hancur pada kenyataan pahit ini. Mencintai seseorang dengan tulus, menyerahkan seluruh hidup sekaligus pengabdian namun tak dianggap.

Walaupun begitu kasih sayangku pada anak-anak tiada hilang. Malah sebaliknya, untuk melampiaskan kegundahan hati, diriku jadi semakin dekat pada anak-anak. Terkadang saat melihat si bungsu lagi lucu-lucunya tertidur, diriku menangis. Ah seandainya ayah mereka mencintaiku.

Dalam penderitaan juga perasaan tersiksa diriku tetap memutuskan untuk menerima kenyataan juga bersabar. Cintaku akan tetap menunggu. Bahkan akan kutantang seberapa lama perlakuannya yang dingin padaku bisa bertahan. Cintaku padanya begitu tulus lagi suci. Walau harus menunggu seribu tahun, akan tetap kutunggu hingga dirinya menoleh padaku.

Kucoba memahami perasaannya, disatu sisi hatinya masih mencintai mantan istrinya, di sisi lain dia tidak bisa menceraikanku karena kalau menceraikanku namanya akan dihapus dari daftar ahli waris keluarga. Karena keluarganya murka setelah mengetahui kelakuannya senang mabuk serta kerap menemui Pipit.

 (lip/els/py)

Tags

Terkini

Nenek Sakit, Suami nggak Kerja, Anakku Lahir Prematur

Kamis, 23 Februari 2023 | 19:00 WIB

Suami Lebih Mementingkan Keluarganya, Aku Harus Gimana?

Selasa, 21 Februari 2023 | 19:00 WIB

Ibuku tak Pernah Akur dengan Suami dan Anak-Anak 3

Kamis, 16 Februari 2023 | 19:00 WIB