METROPOLITAN - Namaku M. Aku menikah dengan istriku pada Februari 2014. Singkat ceritanya begini, sebelum menikah kami sempat berpacaran selama lima tahun. Pada awal Februari kami menikah dengan bahagia,tapi setelah istri dapat kerjaan baru yang mayoritas karyawannya adalah lelaki, istriku mendadak berubah.
Bukan hanya lingkungan kerja yang dikelilingi banyak pria, gaji istriku juga lebih besar. Mungkin itu yang menyebabkan sikapnya berubah. Ia pun jadi sering pulang malam alasannya kerja lembur. Awalnya aku terima karena mungkin memang tuntutan perusahaan seperti itu. Lama kelamaan aku merasa aneh, kenapa lembur kok setiap hari dan kerjaan rumah pun terbengkalai. Akhirnya aku yang membereskan pekerjaan rumah.
Dari situ juga istriku mulai membangkang dan mulai beralasan kalau disuruh beresin rumah alasannya capek. Aku pernah memintanya berhenti kerja karena aku masih bisa menafkahi walau gajiku pas-pasan. Namun istriku malah bilang kalau gajiku tidak bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup berdua karena untuk makan sendiri saja masih kurang. Mendengar ucapannya aku merasa direndahkan dan tidak dihargai.
Namun karena aku mencintainya, aku mengalah. Lambat laun istriku belum sadar juga malah semakin melonjak. Semakin hari semakin bertingkah aneh. Pernah suatu saat pas dia sedang ulang tahun. Aku berniat memberikannya kejutan. Di malam hari aku membawakan kue ulang tahun dan dia tampak senang. Namun kejadian itu tidak berlangsung lama. Sore harinya aku bermaksud mengajak jalan di hari ultahnya itu. Tapi istriku menolak. Dia bilang mau ada acara bareng teman-teman. Ya ampun hatiku langsung terpukul karena sistri lebih memilih teman daripada suami.
Tak hanya itu, suatu malam aku juga mengajak hubungan suami istri tapi dia menolak dengan alasan capek. Awalnya maklum tapi istri selalu menolak. Dari situ aku mulai curiga kenapa istri bersikap seperti itu. Pada malam berikutnya setelah istri tertidur pulas, aku coba cek HP dia, ada pesan dari seorang cowok dan diberi nama 'My Pacar'. Alangkah terkejutnya aku membaca semua pesannya. Keesokan harinya aku mencoba berbicara dengan istriku tapi dia membantah ada hubungan spesial dengan laki-laki tersebut. Dia menganggapnya teman. Gara-gara merasa dituduh selingkuh, kami pun marah besar.