prahara

Bercerai Gara-gara Ibu Mertua (1)

Selasa, 26 Desember 2017 | 12:25 WIB

-

Saya ingin membagikan cerita tentang ibu mertua saya. Sebelum ini saya berstatus janda anak dua. Dulu saya bercerai dan kebanyakan penyebabnya dari mertua. Mantan suami saya anak bungsu, dari cerita zaman dia bujang memang dia cukup perhatian kepada ibunya. Apa yang dia inginkan, kalau bapak tak mem­beri, ibu suami saya akan usahakan memenuhi keinginan suami saya.

SAAT itu awal pernikahan kami. Ibu suami saya jatuh sakit yang membuatnya tak bisa bergerak. Karena itu, suami saya minta saya berhenti kerja dan fokus menjaga ibunya. Awalnya saya menolak karena saya memikirkan masa depan dan hutang bank. Tapi dari waktu kewaktu akhirnya saya hanya bisa mengalah, sebab sebagai menantu saya harus juga menyayangi keluarga suami saya. keluarga itu.

Saya merawat ibu mertua saya, dari awal dia tidak bisa bergerak karena sakitnya hingga dapat sembuh. Singkat cerita, ketika ibu suami saya sembuh, dia seolah-olah melupakan jasa saya. Dia banyak menyanjung menantu yang lain karena menantu itu selalu memberikan tas tangan, ajak berjalan, pergi karaoke. Saya awalnya tak sedih, tapi lama-lama hati saya juga sakit karena hal itu.

Apalagi, saya memang tidak bisa memberikan apa-apa karena saya tak kerja lagi dan suami memberikan tanggung jawab merawat orang tuanya.

Banyak lagi hal yang membuat mertua saya menghardik dan membandingkan dengan menantu lain. Tapi itu semua saya pendam sendiri. Apalagi saat itu belum ada teknologi pesan seperti saat ini.

Satu hari itu saya pergi ke kampung mertua. Waktu saya melewati kamar mertua, saya mendengar percakapan mertua saya dengn anaknya. Memang tak begitu jelas, tapi yang saya dengar dia kembali menghardik saya. ”Ada tu ha, tengah tengok tv. Bla .. bla .. bla .. Dah tahu hutang banyak, tak mau kerja. Malas sekali, bahkan tak pernah belikan ibu apa-apa,” ucap mertua saya.

Dari situlah sifat dendam saya membuncah. Dari awalnya saya tak pernah benci atau marah, sejak saat itu pikiran saya terganggu. Saya bertekad kembali bekerja, saya bicarakan ke suami yang sayangnya tak memberi izin untuk itu. Saya tak ingin dianggap benalu, dan sejak saat itu saya sering bertengkar dengan suami bahkan untuk hal kecil. Makin lama, mungkin suami sudah tidak tahan dengan sikap saya, dia memarahi saya dengan kata-kata kasar karena saya ingin bekerja.

Seperti yang diceritakan seseoran pada http://palembang.tribunnews.

Tags

Terkini

Nenek Sakit, Suami nggak Kerja, Anakku Lahir Prematur

Kamis, 23 Februari 2023 | 19:00 WIB

Suami Lebih Mementingkan Keluarganya, Aku Harus Gimana?

Selasa, 21 Februari 2023 | 19:00 WIB

Ibuku tak Pernah Akur dengan Suami dan Anak-Anak 3

Kamis, 16 Februari 2023 | 19:00 WIB