Aku coba meraih buku yang tak lain catatan harian istriku. Meski saat itu aku sedang marahan, tapi ada dorongan kuat yang membuat ku akhirnya membaca semua tulisan di diari itu. Aku membukanya dengan acak. 14 Februari 2000. Terima kasih Tuhan atas pemberianMu yang berarti bagiku, Agung, pacar pertamaku yang akan menjadi pacar terakhirku. Membacanya membuat aku seketika tersentuh. Aku tidak menyangka kalau Maya bisa seyakin itu kalau aku yang akan menjadi suaminya Tercatat pula saat perayaan anniversary kami yang ke-3. Tepatnya pada 14 Februari 2003. Dalam buku itu, Maya menuliskan kegundahannya soal lamaran yang ku ajukan. “Agung melamarku di hari jadi kami yang ke-3. Tuhan apa yang harus kulakukan? Berikan aku tanda untuk keputusan yang harus kuambil,”begitu bunyi curahan hati Maya di buku diari. Membaca buku itu, membuat aku selalu ingin lagi dan lagi mengetahui isi hati istri yang sudah kunikahi 10 tahun. Setahun berselang dari lamaran itu, Maya juga menuliskan saat ia sudah menjadi istri sahku. “6 Juni 2004, Hari minggu yang luar biasa, aku telah menjadi Nyonya Agung Aditya Purnama. Terima kasih Tuhan!” begtu kata Maya di buku diarinya. 18 Juli 2004, Pertengkaran pertama kami sebagai keluarga. Aku harap aku tak kemanisan lagi membuatkan teh untuknya. Tuhan, bantu aku agar lebih berhati-hati membuatkan teh untuk suamiku. 6 Juni 2008, Tak sengaja kubaca pesan singkat di Hp Agung dari seorang wanita. Tiap kata dan kalimat yang aku baca menunjukkan kalau Agung sangat dekat dengan wanita itu. Tuhan, aku mohon agar Agung tidak pindah ke lain hati. Jantungku serasa mau berhenti...