prahara

Aku Kehilangan Pahlawanku (2)

Rabu, 24 Oktober 2018 | 10:59 WIB

METROPOLITAN - Kakek-nenek merawatku dengan kasih sayang yang luar biasa. Mereka memperlakukanku layaknya bidadari kecil yang begitu mereka sayangi. Mereka memandikanku, menemaniku setiap malam ketika aku merengek karena tidak bisa tidur. Kasih sayang mereka mengiringi pertumbuhanku. Ketika berumur 3 tahun aku sangat bergantung dengan mereka. Saat itu aku ikut kemanapun mereka pergi karena aku sangat takut jika kehilangan mereka. Rasa sedih dan penyesalan mulai menghantuiku hingga ku beranikan diri untuk menanyakan kepada kakek-nenek apakah mereka terganggu dengan hal itu, namun mereka lagi-lagi mengatakan“ kami tidak apa-apa, kejarlah mimpimu dan jadilah kebanggaan kami“. Kata-kata itu sangat berkesan bagiku hingga pada akhirnya kuputuskan untuk membagi waktu untuk kakek-nenek dan kegiatan sekolah karena tak ingin juga rasanya jauh dari mereka, takut tergantikan menjadi cucu kesayangan di hati kakek-nenek. Seiring waktu berlalu, di umur 14 tahun aku mulai mengenal diriku dan ternyata aku mulai menyadari bahwa menjadi dokter bukanlah sesuatu yang kuinginkan dan profesi itu tidak cocok untukku. Akhirnya ku putuskan untuk merombak project of life yang telah ku buat dan ku gugurkan harapanku untuk mengenakan jas putih dalam profesiku. Sejak saat itu ku cari tahu apa sebenarnya yang ku inginkan dan akhirnya ku menemukannya yaitu menjadi seorang PSIKOLOG. Saat pendaftaran untuk masuk perguruan tinggi aku memilih jurusan Psikologi sebagai pilihan pertama, namun banyak yang menentangku mengambil jurusan itu tapi sedikitpun aku tak pernah goyah. Aku tetap menjadikan sebagai pilihan pertama dan pada akhirnya setelah pengumuman ternyata aku lulus di jurusan tersebut di sebuah perguruan tinggi ternama di Makassar. Sungguh hati sangat gembira dan berusaha untuk meyakinkan mereka yang tidak setuju bahwa itu adalah jalanku dan aku menginginkan itu karena aku tidak ingin sesuatu yang besar dalam hidupku di tentukan oleh orang lain dan pada akhirnya meraka semua setuju. Aku menjalani peran baruku menjadi mahasiswa, ku tinggalkan kedua pahlawaku yang semakin tua renta untuk mengejar mimpiku. Meninggalkan mereka membuahkan penyesalan bagiku karena aku yakin mereka sangat membutuhkanku mereka ingin aku berada di dekatnya. (*)

Tags

Terkini

Nenek Sakit, Suami nggak Kerja, Anakku Lahir Prematur

Kamis, 23 Februari 2023 | 19:00 WIB

Suami Lebih Mementingkan Keluarganya, Aku Harus Gimana?

Selasa, 21 Februari 2023 | 19:00 WIB

Ibuku tak Pernah Akur dengan Suami dan Anak-Anak 3

Kamis, 16 Februari 2023 | 19:00 WIB