Perkenalkan. Nama saya Putra. Saya memiliki 3 bersaudara. Selain punya kakak perempuan, saya juga masih memiliki adik bungsu. Saat saya masih kelas 4 SD, kehidupan keluarga saya terbilang bahagia. Keluarga saya termasuk orang yang paling disegani di desa. Karena, ayah saya menjadi seorang mandor di sebuah perusahaan. Selain itu, ayah juga memiliki banyak bisnis, termasuk usaha grosir dan bengkel yang lumayan besar hasilnya.
Semua kebutuhan kami terpenuhi oleh ayah. Tapi saya masih ingat, ketika saya kelas 6 SD. Ayah dan ibu saya kerap sekali bertengkar, entah apa permasalahannya saya pun tidak tahu. Hingga suatu hari saya melihat ibu saya berjalan sambil menangis ke rumah abang kandungnya yang tidak jauh dari rumah .
Saya takut untuk bertanya soal penyebab ibu menangis. Hingga akhirnya mereka pergi menggunakan motor ,dan saya mengikuti menggunakan sepeda. Sampai akhirnya saya melihat ibu mengampiri sebuah rumah. Di sana saya melihat sosok ayah bersama seorang perempuan yang tak lain ada selingkuhan ayah. Saat itu, saya melihat ibu beradu mulut.
Akhirnya, ibu dibawa pulang oleh abang kandungnya. Ibu saya adalah orang yang hebat dan penyabar. Tak hentinya ibu saya sholat ,dan berdzikir hingga akhirnya ayah saya pulang. Padahal sudah satu minggu tak ada kabar dari ayah. Setelah dikhianati, ibu tetap berlaku layaknya seorang istri kepada suami. Dan mereka pun mengobrol. Tapi, seperti nya ayahku tidak menjawab sama sekali,dia hanya bilang abah capek mau istirahat.
Saya yang masih kecil pun bermain bola menggunakan bantal bersama adik. Saya tidak sengaja membuat bantal yang saya tendang mengenai pintu kamar tempat ayah saya beristirahat. Ketika itu saya sudah ketakutan, Karena ayah suka pemarah.
Dan benar apa yang saya takutkan pun terjadi. Saat itu, ayah langsung keluar membawa tali pinggang kulit berkepala besi miliknya disertai dengan muka merah padam. Tak banyak bicara, ikat pinggang itu langsung diarahkan ke tubuh saya hingga saya meringis menahan sakit.
Adik saya pun tidak tega melihat saya di pukuli ,dia pun langsung melindungi saya dengan telungkup di atas saya sehingga dia lah yang terkena sabetan tali pinggang ayah saya itu. Ayah saya pun tambah marah, ia lalu membalikan tali pinggang nya, sehingga besi lah yang menghantam tubuh kecil adikku.
Saat itu juga saya dan adik saya di usir dari rumah, waktu itu sekitar pukul 8 malam. Di luar pun hujan deras mengguyur. Akhirnya kami hanya bisa berlindung di bawah truk milik ayah. Dan, sekitar 2 jam ayah saya kembali tertidur lalu ibu saya pun keluar,untuk menolong kami untuk masuk kedalam rumah. (Bersambung)