prahara

Aku Jatuh Cinta pada Suami Orang (3)

Kamis, 29 Agustus 2019 | 10:09 WIB

Pintu belum kukunci, karena aku masih akan keluar untuk memastikan sudah aman kah pasienku. Begitu terkejutnya aku, ketika itu pak haji masuk ruangan itu dan menguncinya dari dalam.

Aku takut sekali, bukan takut pada pak haji, tapi aku takut kalau istri beliau mengetahui ini. Namun, pak haji meyakinkanku dengan berkata kalau ibu kli­nikku sudah terlelap sejak tadi.

Malam itu benar-benar menjadi sejarah dalam hidupku. Aku me­relakan keperawananku direnggut pak haji. Jahatnya lagi pak haji berkata aku sudah tidak perawan karena tidak berdarah. Namun, aku coba menjelaskan tentang himen wanita yang tak semua wanita akan berdarah ketika pertama kali melakukan hubung­an intim. Akhirnya ia dapat menerima penjela­sanku. Kami bercinta kurang lebih 1 jam.

Setelah kejadian malam itu, aku dan pak haji jadi sering melakukan perbuatan terlarang itu. Terkadang di ruang dokter, di ruang operasi, bahkan yang paling berkesan di kamarnya sendiri saat istrinya be­kerja dan pengasuh anaknya ter­tidur di ruang TV.

Aku melakukannya di kamarnya, tempat di mana ia biasa berhubung­an dengan istrinya. Sungguh betapa senangnya aku. Pak haji pun tak jarang memberiku uang jajan, satu bulan bisa sampai Rp3 juta dan ini mem­buatku semakin cinta dengannya.

Delapan bulan sudah aku bekerja di sana dan berhubungan dengan pak haji. Benar apa kata pepatah, sepandai-pandainya menyimpan bangkai akan tercium juga. Begitu juga denganku. Sepertinya istri pak haji mulai mencium adanya perse­lingkuhanku dengan suaminya.

Hal ini dikarenakan suatu hari aku meletakkan handphoneku di semba­rang tempat. Amy anak sulung pak haji yang ketika itu berumur 13 tahun sangat dekat denganku. Aku sangat menyayanginya. Bahkan, aku me­rasa jadi ibu mereka mana kala istri pak haji pergi untuk urusan kerja.

Amy memang biasa memainkan game di handphoneku. Nahasnya, waktu itu aku lupa menghapus pe­san-pesan dari ayahnya kepadaku. Ia membaca SMS ayahnya kepa­daku, dengan panggilan sayang. Respons Amy biasa saja. Sikapnya pun biasa saja kepadaku.

Ketika ia bertanya aku jawab kalau itu SMS yang salah kirim, seharusnya ditujukan ke ibunya. Amy diam saja, ekspresi wajahnya juga biasa. Namun aku takut dia melaporkan itu ke ibu­nya. Aku takut kisah perselingku­hanku dengan pak haji ketahuan.

Ketakutanku pun terbukti. Setelah kejadian itu, istri pak haji mulai menampakkan kebenciannya ke­padaku. Sehingga aku tak betah bekerja lagi di situ. Walaupun sem­pat terjadi adu mulut antara aku dan istri pak haji, namun tak meny­elesaikan masalah itu.

Pak haji terlihat lepas tangan, ketika aku mengundurkan diri. Ia tak me­manggilku kembali. Pak haji seolah melepaskanku begitu saja. Inilah yang membuatku sedih sekali.

Dua minggu setelah aku keluar dari klinik itu aku mendapat peker­jaan lain, pekerjaanku yang sekarang. Hari-hari kulalui tanpa pak haji, tanpa ada lagi yang memuji-muji kecantikanku, menciumi keningku. Aku pikir sudah jatuh cinta kepada orang yang salah.(bersambung)

Tags

Terkini

Nenek Sakit, Suami nggak Kerja, Anakku Lahir Prematur

Kamis, 23 Februari 2023 | 19:00 WIB

Suami Lebih Mementingkan Keluarganya, Aku Harus Gimana?

Selasa, 21 Februari 2023 | 19:00 WIB

Ibuku tak Pernah Akur dengan Suami dan Anak-Anak 3

Kamis, 16 Februari 2023 | 19:00 WIB