prahara

Kekasihku Menjadi Suami Orang Lain (Habis)

Jumat, 11 Oktober 2019 | 09:40 WIB

METROPOLITAN - Kukatakan padanya Bara kembali ke kantor untuk bekerja. Lalu setelah 2 jam bersama aku pamit pulang. Kujumpai motornya sudah tidak ada di kantor. Aku pun naik taksi pulang dengan panik. Keesokannya kudatangi tempat­nya sungguh aku sedih sekali. Aku memohon maaf padanya. Menangis di depannya. Aku bersujud memohon agar dia tidak meninggalkanku ka­rena aku sungguh mencintainya. Bara mengangkat tubuhku dan bilang sudah tidak apa. Lalu kami bercinta sampai malam. Tujuh hari sudah se­jak peristiwa itu. Hariku sungguh dibuatnya bahagia. Ia membelikanku banyak hal, memperlakukanku dengan sangat baik. Pagi-pagi kuhubungi dia tapi tidak diangkat dia tidak masuk kerja. Ada apa? kemana? kepala ku sungguh kosong. Ternyata, dia sudah pulang ke kam­pungnya untuk melamar seorang gadis pilihan ibunya karna ia terlam­pau sakit hati dengan sikapku. Aku ketahui itu setelah hp nya kembali aktif dan ia menghubungiku untuk menyudahi hubungan kami. Hancur sekali hatiku saat itu. Aku hanya bisa menangis dan memohon jangan ting­galkan aku. Beberapa hari ia baru menghubungi­ku menanyakan cintaku padanya. ba­hwa ia tidak bisa melupakanku. Lama kami bertelepon. Di saat itu kami saling berjanji untuk saling membahagiakan dan memanfaatkan waktu sampai hari pernikahannya tiba. Tujuh bulan kami selalu bersama, banyak pertengkaran tapi kami saling cinta. Semakin sering kulihat airma­tanya. Hari itu pun tiba, orangtuanya sudah memaksakan dirinya untuk pulang mempersiapkan segalanya. Aku benar-benar putus asa. Tidak tahu berbuat apa. Aku hanya menangis dan menangis mengantarnya pergi ku katakan berkali kali bahwa aku sangat mencintainya. Ia berjanji akan kembali untuk ku, ia berjanji akan bertanggung jawab untuk hidupku dan membahagiakanku, kami ber­janji akan cinta sampai mati kami. Aku hanya bisa menangis dan me­mohon kepadanya jangan pergi. Sebulan kemudian aku pindah kerja, sungguh sangat tidak kuat meng­ingat semua kenangan di kantor ter­sebut bersamanya, dan juga berita tentangnya sudah tersebar. Bara be­nar kembali, dengan cincin di jari manisnya. Ia memelukku menanya­kan kangenku padanya. Sungguh perasaan yang sangat menenangkan. Tapi dicampur sedih saat itu. Aku hanya bisa menangis. Ia tinggal mengontrak bersama istri­nya di kotaku ini. Setiap hari kami ber­temu membuat kami larut kembali dalam asmara kami. Tapi cemburu tidak pernah hilang dari kepalaku mem­bayangkan ia bercinta dengan istrinya seperti yang ia lakukan padaku, berka­li-kali kami memutuskan hubungan namun selalu kembali bersama. Ia mencintaiku aku sungguh men­cintainya tapi kami sadar selain kar­na ia sudah menikah, perbedaan kami tidak bisa menyatukan. Setiap kali kami bertengkar karna cemburu­ku atau karna rasa kasihanku terhadap istrinya yang tidak tahu apa-apa, ia hanya bisa mengatakan kepadaku untuk menikah yang aku tau dia be­rat sekali mengatakan itu. Karna ha­nya ingin aku untuknya. Aku juga tidak bisa mencintai orang lain walau­pun sudah kucoba. Sampai sekarang kami masih ber­hubungan, tidak tahu harus bagai­mana, sampai kapan seperti ini. (cer)

Tags

Terkini

Nenek Sakit, Suami nggak Kerja, Anakku Lahir Prematur

Kamis, 23 Februari 2023 | 19:00 WIB

Suami Lebih Mementingkan Keluarganya, Aku Harus Gimana?

Selasa, 21 Februari 2023 | 19:00 WIB

Ibuku tak Pernah Akur dengan Suami dan Anak-Anak 3

Kamis, 16 Februari 2023 | 19:00 WIB