Bertahan Dipoligami demi Anak (3) SESAMPAI dirumah, saya mencari Shinta, ibu saya mengatakan Shinta sedang tidur, saya memilih istirahat di kamar, untuk menenangkan pikiran saya. Setelah itu saya menyiapkan makan siang untuk Rian, Rian pulang tapi tak berbicara dengan saya, saya memberitahukan untuk makan, dia menjawab dengan suara kasar, dia tak mau makan. Kemudian dia kembali mengancam saya, jika saya memberitahukan kepada keluarga dia punya hubungan dengan Inong, saya tidak akan bisa melihat Shinta lagi. Pertamanya saya tidak bercerita, tapi setelah satu bulan kemudian saya bercerita pada Ibu saya, saat itu karena Ibu menanyakan kepada saya, kenapa Rian sering telat pulang dari kantor belakangan ini. Respon Ibu dan Ayah saya, mendatangi keluarga Rian, dan membicarakan masalah ini, sementara keluarga Rian marah pada saya dan keluarga saya, mereka mengatakan kami memfitnah Rian. Hubungan saya dengan Rian dan keluarga Rian tidak harmonis lagi, saya berkeinginan untuk menggugat cerai Rian, keinginan saya di tentang oleh Ayah saya, kata Ayah jangan menyerah pada orang yang merusak rumah tangga kamu, kamu berhak mempertahankan pernikahan kamu. Hidup tetap berjalan, Rian semakin hari semakin lupa dengan saya dan Shinta, kebutuhan hidup saya dan Shinta di ambil alih oleh orang tua saya, kebetulan saya masih tinggal bersama dengan orang tua, saya tetap melayani Rian sebagai suami saya, tidak peduli dengan sikapnya pada saya. Inong masih saja sering mengirim SMS ke saya, menuliskan kata-kata yang menyakitkan hati saya, jika saya membalas SMS nya, dan balasan saya akan dikirim ke Rian, dan Rian akan memarahi saya, Rian tidak akan menerima penjelasan saya, bagi Rian yang salah adalah saya. (Bersambung)