Aku Berdosa Mencintai Kakak Ipar (4) DARI keseringan menemani kak Dody aku merasa ada yang aneh, diam-diam kak Dody selalu memperhatikanku dengan seksama, caranya memandang tidak seperti biasanya, aku bahkan tahu dia sedang menatap bokongku jika aku membelakanginya. Aku sadari itu tapi aku berusaha menyembunyikannya dan bertindak biasa saja. Lama kelamaan kak Dody semakin berani, secara sengaja dia sering memegang tanganku atau bahkan merayuku. Aku hanya diam dan berusaha menghindar, aku selalu ingat kak Dewi dan kupikir itu cuma gurauan kak Dody semata. Hingga suatu siang, ketika aku terlelap di kamarku, aku merasa ada beban yang sangat berat menindih tubuhku. Aku kaget dan berusaha melepaskan diri, tapi semakin aku bergerak semakin sulit aku bergerak, bahkan pakaianku bagian bawah sudah lepas tanpa aku sadari. Tidak kuasa aku melawan dan akhirnya mas Dody Itulah awal petualangan seru yang kualami bersama mas Dody, kakak iparku sendiri. Hubungan terlarang itu masih sering kujalani bersamanya sampai sekarang, tidak ada lagi keinginan berontak seperti dulu, aku lupa kalau kak Dody adalah kakak iparku. Kami melakukan hubungan dewasa itu seperti tak ada batasnya. Jika mengingat kak Dewi aku menangis dan meraung, aku merasa berdosa. Aku menangis setiap malam, memohon ampun dan memohon diberi kekuatan untuk bisa melepaskan diri dari kak Dody. Sekarang aku berusaha sekuat tenaga menghindari kakak iparku, meskipun godaan darinya sangat kuat, aku harus bisa meninggalkan kak Dody demi kebahagiaan kakakku. (Bersambung)