Lama Jadi Single Parent, Aku Didesak Nikahi PNS Tak pernah terbayang dalam benakku, ternyata sudah selama ini aku jadi single parent. Ya, suamiku meninggal dunia 11 tahun lalu, saat anak semata wayang kami baru berusia lima tahun. Aku dan suamiku berpacaran sejak kuliah di universitas yang sama. Tapi, kami berbeda fakultas. Awalnya, hubungan kami tak disetujui keluarga karena berbeda agama. Aku Muslim dan dia Katolik. Akhirnya, dia putuskan jadi mualaf sebelum menikah. Keluargaku pun merestui dan kami menikah pada 2004 silam. Setahun kemudian, aku melahirkan anak pertama kami. Sayangnya, kebahagiaan kami ’ternoda’ setelah suamiku divonis mengidap TBC. Ya, suamiku adalah perokok berat. Karena sebagai sales farmasi, dia lebih sering bekerja di luar kantor dan terpapar angin. Ia juga mengalami gangguan jantung. Setelah lima tahun berjuang melawan penyakitnya itu, dia mengembuskan napas terakhir pada 2010. Perasaanku saat itu tak bisa tergambarkan. ”Aku harus cari kerja untuk hidupi anakku,” itu yang selalu ku pikirkan karena putra kami baru berusia lima tahun. Sejak suami meninggal, aku mulai cari kerja ke sana-sini. Jadi SPG pun aku lakoni, tapi tak bisa ku andalkan karena tawaran datang saat ada event saja. Aku berusaha cari pekerjaan lagi, sampai akhirnya diterima di sebuah bank milik Pemda. bersambung