Karena Cinta, Ingin Aku Kutuk Takdir(9) LALU kenapa dia malah meninggalkanku saat aku dalam kondisi paling kritis? dia bahkan tidak pernah menampakan dirinya walau hanya untuk mengucapkan selamat tinggal.” Tino menundukan kepalanya mendengar perkataan anaknya, semua adalah kesalahannya yang tidak mengatakan kebenarannya, “Aku yang menyuruhnya untuk pergi.” Gea menatap ayahnya tidak percaya,”Apa maksud ayah?” Tino menundukan kepalanya tidak berani menatap putrinya, “Maafkan aku!” “Kenapa?” “Aku sudah mengetahui tentang hubungan kalian.” “Lalu kenapa ayah menyuruhnya pergi? kau sudah menganggapnya sebagai anakmu, kau begitu menyayanginya.” Ujar Gea sedikit berteriak, dia tidak bisa lagi membendung kemarahannya. Tino menatap mata putrinya yang mulai berkaca-kaca, setelah mengumpulkan keberaniaannya, laki-laki paruh baya itu menjawab pertanyaan putrinya, “Dia adalah kakak kandungmu, kalian lahir dari rahim yang sama.” Seketika dunia Gea runtuh, dadanya seperti tertimpa beban yang sangat berat yang bahkan tidak bisa ia tahan, dia lupa bagaimana caranya bernafas, hatinya seperti dicengram kuat hinga hancur berkeping-keping, perlahan Gea luluh ke lantai, kakinya seakan kehilangan kekuatannya dan tidak bisa lagi menopang beban tubuhnya. “Tidak mungkin!” dan akhirnya pertahanannya selama ini hancur, air matanya tidak bisa lagi ia tahan, gadis itu hanya bisa menangis menerima kenyataan pahit itu. Tino bersimpuh dihadapan putrinya dengan kepala tetunduk, air matanya yang sempat berhenti mengalir sekarang kembali lagi tumpah, Bersambung