METROPOLITAN.ID - Saat peringatan Hari Peduli Sampah Nasional, Forum Peduli Sampah Seluruh Indonesia (Forpasi) mengkibarkan bendera merah putih setengah tiang di Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo, Kabupaten Bogor.
Pendiri dan Inisiator Forpasi Hadohoan Satyalen Simaremare menjelaskan maksud dan tujuan dari pengibaran setengah tiang adalah untuk memperingati kejadian di tahun 2005 silam.
"Kejadian 21 Februari 2005 lalu ada 157 korban jiwa itu menjadi pengingat kita, bukan merayakan, dan hari ini seyogyanya kita berkabung," kata Hadohoan Satyalen Simaremare.
Baca Juga: Gas Bocor, 7 Kios di Empang Bogor Ludes Terbakar, Dua Orang Terluka
"Kita ingin mendorong keberpihakan politik yang barangkali bisa diampu oleh pemimpin pemimpin terbaru kita," sambung dia.
Di waktu yang bersamaan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat Prima Mayaningtias juga menjelaskan terkait limbah sampah di Jawa barat yang mencapai 25.000 ton sampah yang belum dikelolah dengan baik.
"19 tahun ini kami melihat banyak TPA (tempat pembuangan akhir) belum memenuhi standar pengolahan sampah yang cukup baik. Sehingga 35 TPA kebakaran di Indonesia, termasuk Sarimukti," kata Prima Mayaningtias.
Prima juga menyentil para pemangku kepentingan yang dianggap tidak pernah sungguh-sungguh dalam menyelesaikan persoalan sampah, hal tersebut juga dibandingkan dengan beberapa sektor lainnya.
"Semua pemimpin pengambil keputusan masalah lingkungan ketika terjadi peristiwa di depan mata, baru sadar. Tunggu ada longsor, kebakaran, pencemaran. Masalah lingkungan tidak bisa seperti itu," jelasnya.
Kegiatan pengibaran bendera merah putih setengah tiang oleh Forpasi menjadi refleksi bersama untuk merenungkan berbagai kebijakan penanganan sampah.
"Acara ini untuk merenung, memikirkan kedepan apakah plan kita ke depan sudah benar-benar menyelesaikan,"ucapnya.
Tanggal 21 Februari diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional. Ide peringatan tersebut dicetuskan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tanggal tersebut dipilih untuk mengenang peristiwa yang terjadi di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat pada 21 Februari 2005.