METROPOLITAN.ID - Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Adita Irawati mendadak viral setelah pernyataannya yang menyebut "rakyat jelata" saat memberikan klarifikasi terkait kontroversi Gus Miftah.
Ungkapan tersebut langsung menuai kritik tajam dari netizen yang merasa istilah ini tidak tepat digunakan dalam konteks resmi.
Dalam keterangannya, Adita Irawati memberikan klarifikasi terkait kejadian tersebut Gus Miftah yang mengolok-olok pedangang es teh.
Baca Juga: Momen Felicia Tissue Bahas Gratifikasi dengan Sekjen PDIP Hasto, Sentil Kaesang Secara Halus?
Ia menegaskan, pihak Istana sangat menyesalkan insiden yang terjadi dan mengungkapkan bahwa Presiden RI Prabowo Subianto memiliki perhatian besar terhadap rakyat kecil, termasuk para pedagang kaki lima (PKL).
"Kami dari pihak Istana, tentu menyesalkan ya kejadian ini, satu hal yang sebenarnya tidak perlu terjadi," kata Adita Irawati dikutip pada Kamis, 5 Desember 2024.
Adita Irawati menjelaskan bahwa pernyataannya bukan bermaksud untuk merendahkan, melainkan hanya untuk menekankan keberpihakan Presiden Prabowo terhadap kesejahteraan masyarakat biasa, termasuk pedagang kecil.
"Apalagi kalau kita lihat, Presiden kita pak Prabowo Subianto, ini kalau dilihat dari berbagai baik itu pidato atau kunjungan beliau, terlihat sekali pengihakkan beliau pada rakyat kecil, pada rakyat jelata," sambungnya.
Lantas pernyataan itu langsung dibanjiri berbagai komentar dari netizen, yang sebagian besar merasa bahwa istilah "rakyat jelata" memiliki konotasi yang kurang pantas.
Apa Arti Rakyat Jelata?
Melansir dari Wikipedia, istilah "rakyat jelata" sering kali merujuk pada orang biasa yang tidak memiliki status sosial yang signifikan, terutama jika dibandingkan dengan anggota keluarga kerajaan, bangsawan, atau kelas aristokrat.
Baca Juga: KPU Karawang Umumkan Kemenangan Paslon Aep-Maslani di Pilkada 2024