METROPOLITAN.ID - Setelah kediaman Ahmad Sahroni, Uya Kuya, Eko Patrio, hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani dilaporkan rusak akibat digasak massa, kini giliran rumah Ketua DPR RI Puan Maharani yang menjadi sasaran amuk warga.
Peristiwa ini menandai eskalasi baru dalam rangkaian aksi massa yang awalnya berlangsung di jalanan ibu kota, namun kini merembet ke ranah privat para pejabat publik.
Pada Sabtu malam, 30 Agustus 2025, ratusan massa dilaporkan mendatangi kediaman Puan Maharani. Video amatir yang beredar luas di media sosial memperlihatkan kerumunan massa menumpuk di depan rumah putri Megawati tersebut. Mereka berteriak-teriak menuntut agar Puan keluar menemui mereka.
“Woy Puan keluar,” teriak salah seorang pria dalam video yang viral di platform X dan Instagram.
Baca Juga: Meski Sempat Ada Penutupan Jalan, Benarkah Car Free Day Jakarta Tetap Digelar Hari Ini?
Seiring berjalannya waktu, jumlah massa justru semakin banyak. Situasi pun kian mencekam, dengan sorakan keras dan dorongan massa ke arah pagar rumah. Hingga Minggu dini hari, belum ada konfirmasi apakah massa berhasil masuk ke dalam kediaman Ketua DPR itu.
Tagar terkait peristiwa ini langsung mendominasi lini masa. Rekaman video aksi massa yang mengetuk pagar rumah, berteriak memanggil nama Puan, hingga menyalakan flare, ramai dibagikan netizen.
Banyak warganet menyebut aksi ini sebagai simbol krisis kepercayaan publik terhadap elit politik, meski sebagian lain mengkhawatirkan kondisi keamanan nasional jika unjuk rasa terus menjalar ke ranah pribadi pejabat negara.
Baca Juga: Rumah Sri Mulyani Dijarah Massa, Empat Rumah Pejabat RI Digeruduk dalam Sehari
Rumah-rumah pejabat lain sebelumnya juga menjadi sasaran amuk massa. Kediaman Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni, presenter sekaligus politisi Eko Patrio, artis sekaligus caleg Uya Kuya, hingga rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani, dilaporkan mengalami kerusakan serius akibat penjarahan.
Meski begitu, hingga berita ini dimuat, belum ada laporan resmi apakah massa benar-benar berhasil masuk dan mengambil barang berharga dari rumah Puan maupun pejabat lainnya. Aparat keamanan disebut masih melakukan penjagaan di sejumlah titik rawan.
