Minggu, 21 Desember 2025

Rapat Sekolah di Madina Ricuh, Guru Honorer Ngamuk hingga Baku Hantam dengan ASN

- Senin, 8 September 2025 | 18:50 WIB
Guru Honorer Ngamuk hingga Baku Hantam dengan ASN di Madailing Natal. (Lambe Turah)
Guru Honorer Ngamuk hingga Baku Hantam dengan ASN di Madailing Natal. (Lambe Turah)


METROPOLITAN.ID – Suasana rapat internal di salah satu sekolah di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, berubah tegang setelah seorang guru honorer berinisial LN kehilangan kendali emosi.

LN terlibat adu mulut hingga baku hantam dengan beberapa guru berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN).

Peristiwa ini berawal ketika pihak sekolah membahas distribusi jam mengajar untuk semester baru. Dalam keputusan yang diumumkan, jam mengajar LN dipangkas cukup signifikan.

Kebijakan ini otomatis berimbas pada penghasilan tambahan LN yang selama ini hanya mengandalkan honor dari jumlah jam mengajar.

Kronologi Kericuhan

Awalnya, rapat berlangsung kondusif. Namun suasana mulai memanas ketika seorang guru ASN perempuan diduga melontarkan kalimat bernada sindiran kepada LN.

Baca Juga: Viral PHK Massal Karyawan, Ini Sejarah Singkat PT Gudang Garam

Sindiran tersebut disebut menjadi pemicu emosi LN yang sudah sejak awal merasa keberatan dengan pengurangan jam mengajar.

“LN kesal karena pengurangan jam mengajar ini langsung mengurangi penghasilannya,” ujar salah seorang sumber yang hadir dalam rapat kepada wartawan.

Menurut sumber itu, LN sebenarnya masih berusaha menahan diri, tetapi tidak terima dengan komentar salah satu rekan guru.

Keributan pun tak terelakkan. LN meluapkan emosinya dengan membanting kursi, sebelum akhirnya terlibat cekcok fisik dengan beberapa guru lain yang mencoba menenangkan.

Baca Juga: Viral! Konten Kreator di Bogor Jadi Korban Teror Kiriman Paket Misterius Berisi Kepala Babi

Fenomena perebutan jam mengajar antara guru honorer dan guru ASN bukan hal baru di dunia pendidikan, khususnya di daerah. Guru honorer yang penghasilannya bergantung pada jumlah jam masuk kelas kerap merasa dirugikan saat pembagian tidak adil.

“Ketidakpuasan terhadap perlakuan yang diterimanya menjadi pemicu utama,” pungkas sumber tersebut.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X