Minggu, 21 Desember 2025

Jangan Khawatir! Keringat Berlebihan Bisa Diatasi, Begini Tips dari dr. Stella Aprilia

- Selasa, 16 September 2025 | 19:39 WIB
dr. Stella Aprilia sebagai Spesialis Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular di Eka Hospital Cibubur.  (Taufik Metropolitan)
dr. Stella Aprilia sebagai Spesialis Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular di Eka Hospital Cibubur. (Taufik Metropolitan)

METROPOLITAN.ID - Keringat merupakan mekanisme alami tubuh untuk menjaga suhu tetap stabil. Namun, bagi sebagian orang, tubuh memproduksi keringat secara berlebihan meskipun tidak sedang panas atau beraktivitas berat.

Kondisi ini dikenal sebagai hiperhidrosis sebuah gangguan medis yang dapat berdampak besar terhadap kualitas hidup penderitanya.

Menurut dr. Stella Aprilia sebagai Spesialis Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular di Eka Hospital Cibubur, hiperhidrosis bukanlah kondisi yang membahayakan jiwa, tetapi bisa menimbulkan ketidaknyamanan yang signifikan hingga mengganggu kepercayaan diri.

"Hiperhidrosis adalah kondisi medis ketika seseorang berkeringat secara berlebihan tanpa alasan yang jelas. Umumnya, keringat berlebih ini muncul di area tubuh tertentu seperti telapak tangan, telapak kaki, ketiak, atau wajah," ucapnya pada Selasa, 16 September 2025.

dr. Stella menyebut bahwa kondisi ini terbagi menjadi dua jenis utama yakni Hiperhidrosis primer atau jenis paling umum, biasanya muncul sejak masa kanak-kanak atau remaja.

"Penyebab pasti belum diketahui, namun sering dikaitkan dengan faktor genetik. Kemudian, ada juga Hiperhidrosis sekunder yang disebabkan oleh kondisi medis lain seperti penyakit tiroid, diabetes, infeksi, atau efek samping obat. Keringat terjadi di seluruh tubuh," ungkapnya.

Adapun penyebab dan faktor hiperhidrosis, lanjut dr. Stella, hiperhidrosis primer penyebab utamanya adalah aktivitas berlebihan dari sistem saraf yang mengontrol kelenjar keringat dan bisa dipicu oleh stres.

Sementara hiperhidrosis sekunder, masih kata dr. Stella, merupakan gejala dari penyakit lain sehingga penting untuk dilakukan diagnosis yang tepat agar penanganan lebih efektif.

Dengan kemajuan teknologi medis, kini tersedia berbagai opsi pengobatan, mulai dari non-invasif hingga prosedur bedah. Beberapa metode yang umum digunakan diantaranya antiperspirant medis, Iontophoresis, suntik botox, obat oral dan pembedahan Endoscopic Thoracic Sympathectomy (ETS).

"Operasi ETS biasanya memberikan hasil instan, terutama untuk area tangan yang langsung terasa kering. Namun, efek samping yang perlu diwaspadai ialah keringat kompensasi, yaitu munculnya keringat berlebih di area lain seperti punggung, perut, atau paha," ujarnya.

Meski demikian, banyak pasien menganggap kondisi ini masih lebih dapat ditoleransi dibandingkan dengan hiperhidrosis yang dialaminya sebelumnya.

"Hiperhidrosis memang bisa mengganggu, namun bukan kondisi yang harus dijalani tanpa solusi. Jika Anda mengalami keringat berlebihan yang mengganggu aktivitas harian dan sosial, segera konsultasikan dengan dokter spesialis," katanya.

"Penanganan yang tepat dan personal dapat membantu mengembalikan kendali atas tubuh dan meningkatkan kepercayaan diri Anda," tutupnya. (Cr2)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X