“Saya waktu itu di selasar masjid, jadi tidak terkena ledakan. Tapi baju saya sempat kotor karena saya menolong teman-teman yang luka,” ujarnya.
Sela juga mengungkapkan bahwa tidak ada tanda-tanda mencurigakan pada pagi hari sebelum kejadian.
Semua kegiatan berjalan normal, bahkan sekolah sedang melaksanakan kegiatan Adiwiyata yang diikuti oleh para siswa dan guru.
“Pagi tadi kami ikut kegiatan Adiwiyata, semuanya berjalan baik. Tidak ada yang aneh sama sekali,” tutur Sela.
Hingga kini, polisi masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap motif sebenarnya di balik aksi nekat tersebut.
Baca Juga: Astaga! Kabel Listrik PLN Dicuri, Tiga Kampung di Sukamulya Bogor Padam Listrik
Dugaan sementara mengarah pada faktor tekanan psikologis akibat perundungan, namun aparat belum mau berspekulasi sebelum seluruh bukti dan keterangan saksi terkumpul.
Tim gabungan dari Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Timur juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), mengumpulkan serpihan bahan peledak, serta memeriksa rekaman CCTV di sekitar sekolah.
Pihak sekolah sendiri belum memberikan keterangan resmi, namun kegiatan belajar mengajar dilaporkan dihentikan sementara demi keamanan dan proses investigasi.
Kapolri juga menegaskan bahwa kepolisian akan mengusut kasus ini secara tuntas, termasuk jika terbukti adanya praktik perundungan yang menjadi pemicu tindakan berbahaya tersebut.
“Kalau memang ditemukan adanya unsur bullying, tentu akan ada langkah-langkah hukum dan pembinaan agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” tegas Listyo.