METROPOLITAN.ID - Presiden Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sepuluh tokoh besar yang telah mengukir kontribusi bagi bangsa.
Salah satu nama yang paling mendapat sorotan adalah Syaikhona Muhammad Kholil dari Bangkalan, Jawa Timur.
Penghargaan ini adalah pengakuan tertinggi negara terhadap peran Mbah Kholil, panggilan akrabnya, sebagai pendiri dan arsitek utama ekosistem keilmuan Islam di Nusantara.
Ia adalah seorang guru besar yang memiliki jejaring keilmuan sangat luas, melahirkan generasi ulama yang kemudian menjadi pilar pendiri Republik dan pemimpin pergerakan nasional.
Baca Juga: Apa Masalah Nawat Itsaragrisil dengan Miss Mexico Fatima Bosch?
Berdasarkan penelitian Muhaimin, Ketua Tim Peneliti Gelar Pahlawan, Mbah Kholil diperkirakan lahir pada 9 Shafar 1252 H (25 Mei 1835).
Pria yang lahir di Kramat Bangkalan, Madura ini berasal dari keluarga ulama yang memiliki silsilah yang terhubung langsung dengan tokoh-tokoh penting penyebar Islam di Jawa.
Ia adalah putra dari KH Abdul Lathif. Silsilah keluarga Mbah Kholil memiliki hubungan darah dengan Sunan Gunung Jati, salah satu Wali Songo terkemuka.
Sejak kecil, keturunan dari Kyai Hamim, putra dari Kiai Abdul Karim itu sudah menunjukkan minat yang luar biasa terhadap ilmu agama.
Baca Juga: Wamenag Syafii Desak Hentikan Aksi Gus Elham Yahya, Tegaskan Pentingnya Pesantren Ramah Anak
Fokus utamanya adalah bidang Fikih dan Nahwu (tata bahasa Arab), yang merupakan dasar fundamental dalam memahami teks-teks Islam.
Pada usia yang sangat muda, ia telah mampu menghafal 1.002 bait nadzom Alfiyah Ibnu Malik, sebuah karya monumental dalam ilmu Nahwu.
Kesungguhan Mbah Kholil dalam menuntut ilmu membawanya melanglang buana, dari ulama lokal di Madura hingga ke pusat keilmuan Islam di Makkah.
Pendidikannya tidak terbatas pada satu tempat. Ia dikenal mendalami ilmu dari berbagai ulama besar, baik di Madura maupun di luar negeri.
Baca Juga: Update Harga Perak Hari Ini 11 November 2025: Melonjak atau Flat?
