Senin, 22 Desember 2025

Update Longsor Banjarnegara Hari Ini: Korban Meninggal, Hilang, dan Warga Terjebak Bertambah

- Senin, 17 November 2025 | 13:40 WIB
Situasi Longsor di Banjarnegara.  (Tirto)
Situasi Longsor di Banjarnegara. (Tirto)

 

MERTOPOLITAN.ID - Desa Pandanarum di Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, mendadak berubah menjadi kawasan penuh kepanikan setelah tanah perbukitan di wilayah itu mengalami longsor pada Minggu, 16 November 2025.

Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur selama beberapa hari membuat struktur tanah jenuh air dan tidak lagi mampu menahan beban, hingga akhirnya menggulung permukiman warga dan menutup jalan penghubung desa.

Peristiwa ini menjadi salah satu bencana longsor terbesar di Banjarnegara sepanjang 2025, mengingat luas area terdampak dan jumlah warga yang harus dievakuasi.

Material longsoran berupa tanah, batu, dan pepohonan besar turun bersamaan, menghantam rumah-rumah penduduk serta menutup akses menuju kawasan hutan dan ladang tempat warga biasa beraktivitas.

Baca Juga: Zenal Abidin Terpilih Aklamasi Jadi Ketua PDBI Kota Bogor, Gantikan Denny Mulyadi

Pada hari berikutnya, Senin 17 November 2025, pencarian intensif yang dilakukan sejak malam akhirnya membuahkan hasil.

Tim penyelamat menemukan dua korban meninggal dunia yang tertimbun material tanah. Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara, Aji Piluroso, mengonfirmasi identitas keduanya.

Korban pertama, Klewih (40), ditemukan pada Minggu sore. Disusul korban kedua, Esiah (24), yang berhasil ditemukan pada Senin pagi dalam kondisi tertimbun runtuhan tanah dan batu.

“Kedua korban merupakan ibu dan anak,” katanya.

Hingga Senin pagi, BPBD mencatat masih ada 25 warga yang belum ditemukan. Mayoritas diduga tertimbun material longsor karena sedang berada di sekitar permukiman ketika tanah bergerak.

Pencarian yang dilakukan sejak Minggu malam belum bisa dilakukan secara maksimal karena kondisi lapangan tidak stabil.

Baca Juga: Daihatsu Sirion Gen 1, Mobil Hatchback Ringkas Nyaman dengan Harga Mulai Rp 60 Jutaan

Aji menjelaskan bahwa tim SAR gabungan harus ekstra hati-hati saat memasuki area longsoran. Kondisi tanah yang masih bergerak menjadi ancaman nyata bagi petugas.

“Proses evakuasi dan pencarian tidak mudah karena tanah di lokasi bencana masih terus bergerak. Selain itu, medan yang jauh dan akses yang sulit membuat petugas harus berhati-hati agar tidak terjadi longsor susulan,” ujar Aji.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X