Senin, 22 Desember 2025

Heboh Toilet Gender Netral, Pemerintah Didesak Periksa Semua Sekolah Internasional

- Kamis, 10 Agustus 2023 | 09:00 WIB
Ilustrasi sekolah internasional. (Pixabay.com/Herbstrose)
Ilustrasi sekolah internasional. (Pixabay.com/Herbstrose)

Huda mengatakan evaluasi secara menyeluruh sekolah internasional di tanah air ini penting agar mereka tetap sesuai dengan koridor penyelenggaraan pendidikan yakni UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 

Baca Juga: 16 Tahun Berkarier di SM Entertainment, Sunny SNSD Putuskan Hengkang, Ini Alasannya

Menurutnya dalam UU  20/2003 jelas disebutkan jika tujuan pendidikan adalah agar peserta didik mampu mengembangkan potensi sehingga menjadi individu yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan terampil. 

"Jadi meskipun sekolah internasional namun mereka tetap harus tunduk dengan UU Sisdiknas, toh banyak juga warga negara Indonesia yang menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah internasional. Jadi evaluasi secara menyeluruh terhadap pola didik mereka juga cukup penting,” tegasnya.

Sebelumnya, aktris Daniel Mananta menceritakan pengalamannya terkait salah satu sekolah internasional di Jabodetabek yang diduga mendukung dan memfasilitasi LGBT. Hal itu lantaran Daniel menemukan toilet 'gender netral' yang ada di sekolah tersebut.

Baca Juga: Buka MTQ ke-42 dan MQK ke-3 Tingkat Kota Bogor, Dedie Rachim Sampaikan Hal Ini

Karena statusnya sebagai sekolah internasional, Daniel menganggap sekolah tersebut sudah terbuka dengan woke agenda yang memang sedang gencar-gencarnya dipromosikan di Amerika.

“Ini anak saya nih umur 10 tahun dia lagi mau masuk sekolah gitu. Nah, kemarin kita bawa ke sebuah sekolah di Indonesia, kawasan Jabodetabek. Mungkin karena ini sekolahnya sekolah yang sudah levelnya internasional, jadi mereka sangat terbuka sama yang namanya ‘woke agenda’,” ujar Daniel Mananta melansir dari akun YouTube Daniel Mananta Network pada Jumat (4/8).

Woke agenda sendiri adalah normalisasi identitas setiap individu berdasarkan apa yang mereka rasakan, bukan berdasarkan fakta biologis.

“Misalnya, identitas lu adalah adalah apa yang sedang lu rasakan, gitu. Kalau misalnya lu merasa sebagai seorang perempuan, ya berarti identitas lu adalah seorang perempuan,” tambah Daniel.

Menurut Daniel, orang tua adalah pendidikan pertama bagi anak-anaknya. Pendidikan tentang seksualitas harusnya dimulai di rumah. Namun, banyak orang tua yang merasa malu dan akhirnya menyerahkan tempat ibadah atau sekolah yang mulai mengajarkan hal tersebut ke anak-anak mereka.

"Kadang-kadang kita mengharapkan udahlah biar sekolahan yang mengajarkan dia tentang seksualitas, biar agama atau tempat ibadahnya aja yang mengajarkan seksualitas, tapi sebagai orang tua justru gak berani ngajarin seksualitas karena awkward gitu," pungkas Daniel.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X