Menurut perancang Insinerator Dodika, Ir. Prabowo, mesin ini didesain khusus untuk mengatasi adukan sampah yang menghadap kabupaten dan kota saat ini.
Inilah yang menjadikannya solusi yang sangat aplikatif di daerah-daerah dengan keterbatasan sumber daya manusia dalam pengelolaan sampah.
Tak hanya di Bali, Batu Malang atau Jogja, kini semakin banyak pemerintah daerah di Indonesia yang mulai melirik teknologi incinerator ini.
Menurut Komisaris Utama PT Dodika Prabsco Resik Abadi, Karina Prabowo, permintaan terhadap mesin ini terus meningkat karena terbukti mampu menyelesaikan permasalahan sampah secara cepat dan efisien.
Di kondisi darurat sampah seperti saat ini, Dodika Incinerator menjadi garda terdepan membantu mengatasi masalah darurat sampah. Tentunya sambil Dinas Lingkungan Hidup atau DLH kabupaten atau kota membuat perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang yang sangat matang untuk menyelesaikan masalah sampah di wilayahnya masing-masing.
Sebab, kata Karina Prabowo Sanger, idealnya incinerator ini bekerja diakhir setalah proses-proses bank sampah, pemilahan, pengkomposan, magot dan lain-lain berjalan dengan semestinya. Sisa sampah 20 persen dari proses itulah yang sudah tidak ada nilai ekonominya yang masuk ke dalam mesin insinerator.
Penggunaan teknologi lokal buatan Indonesia ini juga menjadi bentuk dukungan terhadap pengembangan industri nasional, sekaligus langkah nyata menuju pengelolaan lingkungan berkelanjutan.
“Sebab untuk menghadapi situasi darurat sampah saat ini, solusi tepat sementaranya hanya dibakar di dalam teknologi yang memiliki persyaratan mutu dari kementerian,” kata Karina Prabowo Sanger.
Apa Manfaat Dodika Incinerator dalam Jangka Panjang?
Pemanfaatan Dodika Incinerator tidak hanya menjadi garda terdepan menyelesaikan masalah sampah saat ini, namun juga menciptakan sistem pengelolaan yang ramah lingkungan, efisien dan berkelanjutan. Selain itu juga mendukung program kota kabupaten bersih dan sehat, mengurangi beban lahan TPA dan memberi nilai tambah dari abu sisa pembakaran
Dengan pengelolaan yang tepat, kota kabupaten dapat menjadi role model pengelolaan sampah modern di Indonesia. “Kita semua harus terlibat mulai dari edukasi ke masyarakat sampai ke anak-anak, menjadi tanggung jawab bersama,” kata Karina Prabowo Sanger.
Perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Dengan hadirnya teknologi seperti Dodika Incinerator, sudah saatnya masyarakat ikut mengambil bagian dalam mendukung pengelolaan sampah yang lebih baik, mulai dari rumah sendiri.
Pengelolaan sampah bukan lagi pekerjaan yang bisa ditunda. Jogja dan Bali telah membuktikan bahwa melalui kolaborasi antara teknologi, pemerintah, dan masyarakat, solusi nyata dapat diwujudkan.
Dodika Incinerator adalah bukti bahwa teknologi lokal bisa menjadi jawaban atas masalah global. ***