METROPOLITAN.ID - Nama Ibrahim Arief kembali mencuat ke publik setelah Kejaksaan Agung (Kejagung) melakukan pemeriksaan terkait dugaan korupsi dalam pengadaan Chromebook di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada periode 2019–2022.
Sebagai mantan Staf Khusus Menteri Nadiem Makarim di periode tersebut, keterlibatannya dalam proses hukum ini menarik perhatian banyak pihak.
Namun di balik sorotan tersebut, Ibrahim Arief atau yang akrab disapa Ibam memiliki jejak karier yang tak kalah menarik.
Baca Juga: Gubernur Jabar Dedi Mulyadi : Siapa yang Menghina Bogor, Hidupnya akan Susah Selamanya
Ia dikenal sebagai sosok yang memiliki rekam jejak kuat di dunia teknologi, mulai dari keterlibatannya dalam industri startup, kontribusinya terhadap transformasi digital di pemerintahan, hingga peran terbarunya di bidang kecerdasan buatan (AI).
Saat masih menjabat sebagai Staf Khusus Menteri, Ibam juga merangkap posisi sebagai Chief Technology Officer (CTO) GovTech Edu sejak 2020 hingga 2024. GovTech Edu merupakan lembaga yang mendorong integrasi layanan digital pemerintah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia.
Peran ini menunjukkan komitmennya dalam mendorong inovasi teknologi di sektor pendidikan.
Baca Juga: Sudah Tahu Belum? Pemerintah Bakal Kurangi Ukuran Rumah Subsidi, Luas Tanah jadi Cuma 25 Meter
Profil dan Karier Awal Ibrahim Arief di Dunia Teknologi
Sebelum bergabung dengan sektor publik, Ibam telah malang melintang di dunia startup teknologi.
Setelah menyelesaikan pendidikan masternya di program Erasmus Mundus CIMET, ia bergabung dengan Bukalapak pada 2016.
Di perusahaan e-commerce tersebut, ia sempat menduduki jabatan VP of Engineering dan kemudian VP of R&D.
Selama berada di Bukalapak, Ibam dianggap sebagai salah satu tokoh penting yang berkontribusi terhadap pertumbuhan perusahaan hingga meraih status unicorn.
Setelah itu, ia melanjutkan kariernya ke OVO pada 2019, salah satu platform fintech besar di Indonesia.