METROPOLITAN.ID - Muhammad Renald Kadri, yang dikenal sebagai artis FTV dengan nama panggung Muhammad Rayyan Alkadrie, resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus pemerasan terhadap seorang pria berinisial IMT, yang disebut-sebut sebagai pacar sesama jenisnya.
Kabar ini pertama kali terungkap ke publik setelah IMT melaporkan kasus tersebut ke pihak Polsek Cempaka Putih. Dalam laporan resminya, IMT mengaku telah mengalami pemerasan dengan modus ancaman penyebaran foto dan video pribadi yang melibatkan dirinya dan pelaku.
"Benar, korban merasa terancam dan dipaksa untuk memberikan sejumlah uang. Jika tidak, pelaku mengancam akan menyebarkan foto-foto pribadi korban," jelas Kompol Pengky.
Pihak kepolisian juga telah mengamankan bukti digital berupa foto dan video yang menjadi alat ancaman. Bukti-bukti tersebut kini menjadi dasar kuat dalam penetapan status tersangka terhadap pelaku.
Setelah dilakukan penyelidikan intensif, Muhammad Renald Kadri akhirnya ditangkap pada Kamis, 5 Juni 2025, di sebuah kos-kosan di kawasan Harjamukti, Depok, Jawa Barat.
Dalam proses penangkapan, MR sempat mencoba melarikan diri dan bersembunyi di balik tumpukan mobil rongsokan. Saat itu, ia terlihat mengenakan kaos kuning dan celana krem. Namun, usahanya gagal ketika polisi berhasil mengepung lokasi dan langsung memborgolnya di tempat.
Aksi penangkapan ini terekam dalam sebuah video yang viral di media sosial, termasuk diunggah melalui kanal YouTube Roni Stones, yang memperlihatkan detik-detik Muhammad Renald digelandang oleh aparat menuju mobil polisi untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Siapa IMT?
Meski identitas lengkap IMT belum diungkap ke publik, sumber dari pihak kepolisian menyatakan bahwa IMT merupakan pria dewasa yang menjalin hubungan pribadi dan cukup intens dengan pelaku.
Baca Juga: Viral Dokter Oky Pratama Diterpa Isu Penyuka Sesama Jenis, Video Mesra 2021 Kembali Muncul!
Menurut keterangan polisi, hubungan antara IMT dan Muhammad Renald Kadri bermula dari perkenalan di media sosial. Keduanya disebut intens berkomunikasi selama kurang lebih dua bulan, bahkan diduga telah menjalin hubungan fisik dalam beberapa pertemuan yang bersifat pribadi.
Kedekatan itu rupanya menjadi celah yang dimanfaatkan MR untuk melakukan pemerasan secara sistematis. Ia mengancam akan menyebarkan dokumentasi pribadi dan konten berisi adegan intim jika IMT tidak memenuhi permintaan uang tunai dan transfer bank. Total kerugian korban mencapai sekitar Rp20 juta.
“Mereka mungkin sudah beberapa kali bertemu dan menjalin kedekatan. Dari situlah pelaku memiliki sejumlah dokumentasi pribadi korban, yang kemudian digunakan untuk mengancam,” ujar Kapolsek Pengky.