METROPOLITAN.ID - Sebuah rekaman video yang memperlihatkan barisan polisi wanita (polwan) berdiri di garis depan saat aksi demo mahasiswa berlangsung di Bandar Lampung pada Rabu, 3 September 2025, menjadi viral di berbagai platform media sosial.
Dalam video berdurasi singkat tersebut, tampak sejumlah polwan berjajar rapih mengenakan seragam lengkap dan helm pelindung.
Mereka berdiri menghadang massa aksi yang mulai memanas. Kehadiran mereka tidak untuk menekan, namun bertujuan meredam emosi massa dan menurunkan tensi ketegangan antara demonstran dan aparat kepolisian.
"Redahkan suasana dan amarah massa, Kapolres Bandar Lampung sengaja tempatkan polwan di barisan paling depan," demikian keterangan yang tertulis dalam video tersebut, dikutip dari akun media sosial pada Rabu siang.
Baca Juga: Lokasi Demo di Jakarta Hari Ini 3 September 2025, Simak Area yang Akan Ramai Aksi Unjuk Rasa
Langkah ini langsung menuai beragam reaksi dari masyarakat dunia maya. Banyak yang menilai pendekatan tersebut sebagai strategi yang cerdas, humanis, dan menyentuh sisi psikologis para demonstran, khususnya mahasiswa.
Langkah ini langsung menuai beragam reaksi dari masyarakat dunia maya. Banyak yang menilai pendekatan tersebut sebagai strategi yang cerdas, humanis, dan menyentuh sisi psikologis para demonstran, khususnya mahasiswa.
"Lha malah mahasiswanya foto-foto," komentar seorang warganet di kolom komentar video.
"Ide bagus biar redam emosi ya," timpal netizen lainnya yang mengapresiasi pendekatan non-konfrontatif tersebut.
Aksi demonstrasi yang terjadi di Bandar Lampung merupakan bagian dari gelombang protes nasional yang dipicu oleh berbagai isu, mulai dari kenaikan tunjangan pejabat, revisi undang-undang kontroversial, hingga kritik terhadap praktik kekuasaan yang dinilai tidak berpihak pada rakyat.
Baca Juga: Lokasi Demo di Jakarta Hari Ini 3 September 2025, Simak Area yang Akan Ramai Aksi Unjuk Rasa
Situasi ini membuat aparat kepolisian di berbagai daerah harus berpikir kreatif untuk mencegah bentrok yang dapat menimbulkan korban jiwa dan kerusakan fasilitas publik, seperti yang terjadi sebelumnya di Jakarta dan Surabaya.
Menempatkan polwan di garis depan merupakan bagian dari strategi pendekatan persuasif dan de-eskalasi konflik. Tidak hanya menunjukkan sisi lembut institusi kepolisian, tetapi juga menjadi simbol bahwa penyelesaian masalah tidak harus selalu diwarnai kekerasan.
Meskipun belum ada pernyataan resmi dari Kapolres Bandar Lampung terkait strategi tersebut, keputusan ini mendapat dukungan luas dari netizen. Banyak yang berharap pendekatan serupa dapat diterapkan di kota-kota lain yang juga menjadi titik unjuk rasa.