METROPOLITAN.ID - Euforia konser BLACKPINK di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) pada 1–2 November 2025 ternyata menyisakan cerita menarik di luar panggung.
Ribuan penonton yang memadati kawasan GBK tidak hanya disuguhi aksi spektakuler Jennie, Lisa, Jisoo, dan Rose, tetapi juga menghadapi “drama” lain usai konser, yakni sulitnya mencari transportasi pulang karena lonjakan permintaan layanan ojek online (ojol).
Sejak sore, area di sekitar GBK telah disterilkan untuk keperluan konser. Sejumlah kantong parkir telah ditetapkan jauh dari lokasi utama untuk menghindari penumpukan kendaraan.
Akibatnya, sebagian besar penonton memilih menggunakan transportasi umum atau layanan ojek online agar lebih praktis. Namun, situasi justru menjadi rumit begitu konser usai.
Baca Juga: Siapa Deni Surjantoro? Ini Sosok Pria yang Viral Tak Disalami Menkeu Purbaya
Video yang diunggah akun @lambe_turah memperlihatkan ratusan pengemudi ojol dari berbagai platform, berdiri berderet di pintu keluar GBK pada malam hari.
Mereka menunggu para penonton yang baru keluar dari stadion dengan menawarkan tarif yang jauh di atas harga normal.
“Kalau habis nonton konser gini ojol pada matiin aplikasi ya? Pada nyerbu di pintu keluar, pada minat ongkos 100-200 ribu yang dekat juga,” tulis status dari salah satu postingan video tersebut, dikutip, Senin 3 November 2025.
Unggahan lain memperlihatkan suasana serupa, di mana pengemudi ojol berjaket hijau menunggu di dekat gerbang utama sembari menawarkan jasa secara langsung.
“Bubaran-bubaran ini Blackpink, ojol semua nih yang jagain hijau-hijau rameh-rameh. Yang nonton konser susah keluarnya sudah dijegat,” ucap seorang pria dalam video lain yang memperlihatkan kerumunan di sekitar area GBK.
Sementara dalam video berbeda, seorang wanita terdengar berkata, “Habis nonton Blackpink, pulang disambut ojol semua,” ujarnya, memperlihatkan suasana hiruk pikuk antrean panjang dan tawar-menawar tarif.
Baca Juga: Ketua DPRD dan Wakil Ketua Komisi III Hadiri Wisuda STIE Mulia Pratama Bekasi
Fenomena ini menuai beragam komentar warganet. Sebagian menilai wajar jika pengemudi menaikkan tarif karena permintaan meningkat, namun banyak pula yang menilai praktik tersebut merugikan penumpang dan menyalahi etika profesi.
Beberapa pengguna bahkan menduga banyak pengemudi sengaja mematikan aplikasi agar dapat menagih tarif manual yang lebih tinggi.