METROPOLITAN.ID - Rumah Sakit (RS) Polri, Jakarta, telah menyelesaikan proses identifikasi terhadap dua jenazah yang ditemukan dalam kondisi hangus terbakar di gedung ACC Kwitang, Senen, Jakarta Pusat.
Berdasarkan hasil pemeriksaan RS Polri Jakarta, kedua jenazah tersebut diketahui bernama Reno Syahdewo dan M Farhan Hamid, yang tewas dalam peristiwa pembakaran saat kerusuhan terjadi di Jakarta pada 29 Agustus 2025.
Kepala Biro Laboratorium dan Dokumen Kesehatan (Karo Labdokkes) Pusdokkes Polri, Brigjen Sumy Hastry, mengatakan pihaknya menerima dua kantong jenazah dari lokasi penemuan kerangka manusia untuk dilakukan proses identifikasi forensik.
“Dari hasil pemeriksaan, kantong jenazah berisi sudah tidak lengkap keadaannya akibat kebakaran,” ujar Hastry di RS Polri, Jumat (07/11/25).
Hastry menjelaskan, tim forensik melakukan pemeriksaan DNA untuk memastikan identitas korban. Pemeriksaan juga dilakukan melalui analisis gigi serta struktur tulang.
Dari hasil identifikasi, ditemukan bahwa kerangka tersebut berjenis kelamin laki-laki dengan ras mongoloid dan memiliki tinggi badan sekitar 158 hingga 168 sentimeter.
“Kami lakukan pemeriksaan kesamaan gigi dan terdapat kesamaan dengan teknik super input,” ungkap Hastry.
Baca Juga: Menjelajahi 8 Surga Tersembunyi di Situbondo: Alam Asri dan Budaya Lokal yang Menghanyutkan
Hasil uji DNA menunjukkan, kantong jenazah postmortem 0080 cocok dengan antemortem 002 yang teridentifikasi sebagai Reno Syahdewo, putra dari Mohammad Yasin.
Sementara kantong jenazah 0081 cocok dengan antemortem 001 berdasarkan kecocokan perhiasan dan ikat pinggang, yang diketahui sebagai milik M. Farhan Hamid, anak biologis dari Hamidi.
“Kantong jenazah 0081 dengan pemeriksaan sekunder perhiasan kalung dan ikat pinggang, kemudian kami lakukan tes DNA hasilnya cocok dengan antemortem 001 atas nama M. Farhan Hamid,” kata Hastry.
Penemuan dua jenazah tersebut sempat mengejutkan publik. Keduanya ditemukan pada 29 Oktober 2025 di dalam gedung ACC Kwitang, diduga menjadi korban yang terjebak dalam kebakaran saat aksi demonstrasi yang berujung ricuh pada 29 Agustus 2025.