METROPOLITAN.ID - Gus Elham atau Muhammad Elham Yahya Luqman, pendakwah muda asal Tarokan, Kediri, menjadi sorotan masyarakat setelah video viral yang menunjukkan dirinya mencium anak perempuan.
Perilaku ini mendapat kecaman luas, termasuk dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafii.
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH M Cholil Nafis, menilai tindakan tersebut tidak pantas dilakukan oleh siapa pun, apalagi pendakwah.
Wakil Menteri Agama menegaskan bahwa Kemenag telah mengeluarkan pedoman ketat guna menciptakan lingkungan ramah anak di madrasah dan pesantren.
Baca Juga: Hati-Hati! Satgas PASTI Waspadai Modus Penipuan Canggih Menggunakan AI: Voice Cloning dan Deepfake
Di balik kontroversi tersebut, riwayat pendidikan Gus Elham menarik perhatian publik. Lahir pada 8 Juli 2001, Gus Elham berasal dari keluarga pesantren yang kuat.
Ia merupakan putra dari K.H. Luqman Arifin Dhofir, pengasuh Pondok Pesantren Al-Ikhlas 1 di Kediri, dan cucu dari K.H. Mudhofir Ilyas, pendiri pesantren di Kaliboto, Tarokan, Kediri.
Gus Elham menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Lirboyo, salah satu pesantren terbesar dan tertua di Jawa Timur, langsung setelah lulus sekolah dasar.
Pendidikan pesantren ini telah membentuk dasar kuat keilmuan dan kepribadiannya sebagai pendakwah.
Gus Elham aktif berdakwah dan memiliki pengikut yang banyak, terutama melalui Majelis Taklim Ibadallah yang didirikannya pada September 2023.
Majelis tersebut terus berkembang dengan dukungan lebih dari 90 ribu pengikut di Instagram (@mt.ibadallah).
Baca Juga: Kemenperin Gandeng MediaWave, Perkuat Daya Saing IKM Lewat AI
Meski usianya masih muda, kiprah dakwahnya cukup luas dan berpengaruh melalui pemanfaatan media sosial dan pendekatan kepada generasi milenial dan Gen Z.
Kontroversi Gus Elham menjadi pelajaran penting tentang tanggung jawab moral seorang pendakwah, terutama dalam menjaga citra dan perilaku di ruang publik.