Namun setibanya di luar negeri, situasinya berubah dan ia mengaku kerap mendapat kekerasan fisik karena tidak mencapai target kerja yang ditentukan.
“Anak disiksa setiap hari soalnya gak dapat target,” kata Dedi.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Penginapan Dekat Stasiun Banyuwangi, Nyaman untuk Transit Sebelum Menyeberang ke Bali
Kronologi Perjalanan Berujung Perdagangan Orang
Rizki semula diyakinkan untuk menerima tawaran bermain di sebuah SSB di Medan dengan kontrak satu tahun.
Ia berangkat dari Dayeuhkolot menuju Jakarta pada 26 Oktober 2025 dengan keyakinan bahwa ia akan memulai karier sepak bolanya.
Namun perjalanan tidak berjalan sesuai rencana. Setelah beberapa hari, tepatnya 29 Oktober 2025, Rizki mengabarkan bahwa dirinya sudah berada di Kamboja.
Baca Juga: Siapa Andrew Trigg? Ini Sosok Suami Marissa Anita yang Digugat Cerai Usai 17 Tahun Menikah
Menurut Dedi, komunikasi dengan Rizki berlangsung secara terbatas karena putranya harus bersembunyi saat mengirim pesan suara.
“Itu juga voice note sembunyi-sembunyi,” ungkapnya.
Kasus ini telah dilaporkan ke aparat kepolisian. Dedi kini berharap pemerintah dapat membantu memulangkan Rizki yang sudah sebulan disekap dan hanya diberi makan seadanya.
Baca Juga: I-Care dan Neurointervensi, Senjata Pemkab Banyuwangi Hadapi Ancaman Stroke
“Tolong Bapak Presiden perhatikan korban anak saya yang bernama Rizki Nur Fadhilah yang sudah sebulan disekap di Kamboja yang dikasih makan ala kadarnya,” ujar Dedi.
Keluarga berharap upaya penyelamatan segera dilakukan agar Rizki dapat pulang ke Tanah Air dalam keadaan selamat.