Pendamping korban juga menyebutkan bahwa sebelum kehilangan kesadaran, Helmud sempat batuk dan mengeluarkan darah dari hidung serta mulut.
Wafatnya Helmud kemudian memunculkan sorotan dari berbagai pihak, termasuk Jaringan Advokasi Tambang (Jatam).
Organisasi ini menilai kematian Helmud menyimpan sejumlah kejanggalan dan mendesak aparat penegak hukum untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Menurut Jatam, Helmud adalah figur yang secara terbuka dan konsisten menolak izin pertambangan emas, sikap yang berseberangan dengan sebagian kebijakan pejabat lain yang cenderung membuka ruang bagi investasi tambang.
Atas dasar itu, Jatam memandang perlu adanya proses penyelidikan yang transparan dan menyeluruh agar penyebab wafatnya Helmud tidak menimbulkan spekulasi berkepanjangan di tengah masyarakat.
Hingga kini, penyebab kematian Helmud secara resmi tetap dinyatakan sebagai kondisi medis.
Namun, bagi sebagian kalangan, kisahnya tetap menjadi simbol perlawanan terhadap eksploitasi lingkungan, sekaligus meninggalkan pertanyaan yang terus hidup di ruang publik.