"Itu angkot yang dirusak, semuanya lagi ngetem. Malah ada angkot yang ada penumpangnya, untung keburu keluar, jadi emggak ada yang luka. Ada 6 angkot yang dirusak. Kita diserang," kata Sarpin, sopir angkot yang ditemui di Laladon.
Hampir selama satu jam kondisi di Terminal Laladon mencekam. Kedua kubu dari sopir angkot dan ojek online saling bertahan. Bahkan, kubu ojek online sempat terjebak di antara dua kubu sopir angkot yang mengepung di Jalan Raya Laladon.
Polisi dari Polresta Bogor Kota (Kota Bogor) dan Polres Bogor (Kabupaten Bogor) datang ke lokasi dan melakukan blokade diantara kedua kubu. Anggota TNI dari Yonif 315/Garuda juga didatangkan ke lokasi untuk mengamankan situasi. Menjelang sore, kubu ojek online kemudian dikawal oleh pihak kepolisian untuk keluar dari kawasan terminal Laladon. Sekitar pukul 18:00 WIB, kondisi di Terminal Laladon kembali membaik.
Hingga Rabu (22/3) malam, beberapa kericuhan masih saja terjadi. Para sopir angkot yang tidak terima angkot temannya dirusak, berusaha melakukan aksi balasan. Sweeping terhadap ojek online terjadi di beberapa titik.
Salah satunya di Jalan Raya Yasmin, Bogor Barat dan kawasan Bogor Selatan, Kota Bogor. Kompol Tri Suhartanto, Kabag Ops Polresta Bogor Kota mengatakan, hingga malam ini tetap dilakukan antisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dari kubu ojek online maupun sopir angkot. Beberapa Angota, kata Tri, sudah ditempatkan di beberapa tempat untuk melakukan penjagaan.
"Pasti (penjagaan) ada malam ini," singkat Tri ketika dikonfirmasi.
"Seharusnya kepala daerah dari dua wilayah bertindak cepat, agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi. Ini sudah tiga hari, tapi kisruh masih saja terjadi. Warga jadi tidak tenang, bayangkan ketika di dalam angkot atau sedang menumpang ojek online tiba-tiba diberhentikan dan disuruh turun. Intinya kondisi ini warga yang dirugikan," papar Yudi.
SUMBER : DETIK.COM